Kitab Amsal, khususnya pasal 31, sering kali menjadi sumber inspirasi dan pembelajaran mengenai kebajikan, hikmat, dan peran penting seorang wanita dalam keluarga dan masyarakat. Salah satu ayat yang menonjol dan kaya makna adalah Amsal 31:28.
"Anak-anaknya bangkit dan menyebutnya berbahagia, suaminya pun memuji dia:
“Banyak wanita telah berbuat kebajikan, tetapi engkau melebihi mereka sekalian.”
Ayat ini bukanlah sekadar ungkapan pujian biasa. Ini adalah pengakuan tertinggi yang diberikan oleh dua pilar utama dalam kehidupan seorang wanita: anak-anaknya dan suaminya. Pujian ini datang dari mereka yang paling dekat, paling tahu, dan paling merasakan dampak dari karakter dan tindakan wanita tersebut.
"Anak-anaknya bangkit dan menyebutnya berbahagia". Frasa "bangkit dan menyebutnya berbahagia" menunjukkan lebih dari sekadar pengakuan verbal. Ini menyiratkan bahwa anak-anaknya telah tumbuh menjadi individu yang diberkati, berkat bimbingan, kasih sayang, dan pengajaran yang mereka terima. Mereka tidak hanya berterima kasih, tetapi mereka memandang ibu mereka sebagai sumber kebahagiaan, stabilitas, dan teladan hidup. Kehidupan mereka sendiri mencerminkan kebaikan yang ditanamkan oleh ibu mereka. Ini adalah buah dari investasi waktu, tenaga, dan hati yang tak ternilai harganya.
"Suaminya pun memuji dia". Kehadiran pujian dari suami semakin memperkuat signifikansi ayat ini. Dalam konteks budaya dan waktu penulisan Amsal, pujian dari suami merupakan bentuk penghormatan yang sangat penting. Sang suami mengakui bahwa dalam banyak wanita yang telah melakukan hal-hal baik dan mulia, istrinya adalah yang paling menonjol. Pengakuan ini bisa merujuk pada banyak aspek: kebijaksanaannya dalam mengelola rumah tangga, kekuatan karakternya, kesetiaannya, kasih sayangnya, atau bahkan kemampuannya dalam berbagai bidang kehidupan yang berkontribusi pada kesejahteraan keluarga.
"Banyak wanita telah berbuat kebajikan, tetapi engkau melebihi mereka sekalian." Kalimat terakhir ini adalah puncak dari pujian tersebut. Ini menegaskan bahwa wanita yang digambarkan ini bukan hanya sekadar "baik" atau "cukup baik". Ia telah mencapai standar kebajikan yang begitu tinggi sehingga ia melampaui banyak orang lain yang juga dikenal karena kebaikan mereka. Ini menunjukkan kualitas kepemimpinan, integritas, dan keteladanan yang luar biasa.
Meskipun ditulis ribuan tahun lalu, Amsal 31:28 tetap relevan bagi wanita, keluarga, dan masyarakat di era modern ini. Ayat ini mengingatkan kita akan nilai kebajikan yang sejati dalam kehidupan seorang wanita, yang tercermin dalam caranya mengasihi, mendidik, melayani, dan memimpin di lingkungannya.
Bagi para wanita, ayat ini dapat menjadi sumber motivasi untuk terus mengupayakan kualitas diri, membangun karakter yang kuat, dan memberikan dampak positif bagi orang-orang di sekitarnya. Ini bukan tentang kesempurnaan, tetapi tentang dedikasi terhadap kebaikan dan kehidupan yang bermakna.
Bagi para suami dan anak-anak, ayat ini menjadi pengingat penting untuk menghargai, mengakui, dan mengungkapkan rasa terima kasih kepada wanita-wanita saleh dalam hidup mereka. Seringkali, peran dan pengorbanan mereka luput dari perhatian. Pujian yang tulus dan pengakuan yang layak adalah cara untuk memberkati dan memperkuat mereka.
Lebih luas lagi, ayat ini menggambarkan visi ideal tentang bagaimana seorang wanita yang saleh dapat menjadi pilar kekuatan, kebijaksanaan, dan kasih sayang dalam keluarga, dan melalui keluarganya, ia memberikan kontribusi yang berharga bagi masyarakat. Kebahagiaan yang dirasakan anak-anak dan pujian dari suami adalah bukti nyata dari kehidupan yang dibangun di atas dasar-dasar yang kokoh.
Amsal 31:28 adalah permata hikmat yang terus bersinar, mengajarkan kita tentang nilai abadi dari kebajikan, pengabdian, dan cinta yang memancar dari seorang wanita saleh.