Dalam kitab Amsal, kita menemukan banyak kebijaksanaan yang relevan bagi kehidupan sehari-hari. Salah satu ayat yang memuat pesan kuat tentang nilai-nilai fundamental adalah Amsal 28 ayat 20. Ayat ini menyatakan, "Orang yang dapat dipercaya akan berlimpah berkat, tetapi siapa bergegas menjadi kaya akan dihukum." Pesan ini sederhana namun mendalam, menyoroti perbedaan antara jalan kesetiaan dan kejujuran dengan jalan keserakahan dan ketidak sabaran.
Amsal 28:20 (TB): "Orang yang dapat dipercaya akan berlimpah berkat, tetapi siapa bergegas menjadi kaya akan dihukum."
Ayat ini secara gamblang membandingkan dua pola perilaku yang berlawanan. Di satu sisi, ada "orang yang dapat dipercaya". Kata "dapat dipercaya" di sini mencakup makna kesetiaan, kejujuran, keandalan, dan integritas. Orang semacam ini adalah individu yang perilakunya konsisten dengan perkataannya, yang menepati janji, yang bekerja dengan sungguh-sungguh dan jujur, serta yang memegang teguh prinsip-prinsip moral. Kehidupan mereka membangun fondasi kepercayaan yang kuat, baik dalam hubungan pribadi, profesional, maupun spiritual.
Konsekuensi dari menjadi orang yang dapat dipercaya adalah "berlimpah berkat". Berkat ini tidak selalu diartikan sebagai kekayaan materi semata, meskipun itu bisa menjadi salah satu bagiannya. Lebih luas lagi, berkat mencakup kedamaian batin, reputasi yang baik, hubungan yang harmonis, kesuksesan dalam pekerjaan yang dilakukan dengan jujur, rasa hormat dari orang lain, dan yang terpenting, perkenanan dari Tuhan. Kepercayaan adalah mata uang yang paling berharga, dan orang yang menjaganya akan menuai hasil yang melimpah.
Kesetiaan dan kejujuran membangun reputasi yang kokoh. Di dunia yang seringkali diwarnai oleh ketidakpastian dan penipuan, individu yang dapat diandalkan menjadi sumber daya yang sangat berharga. Mereka dicari sebagai mitra bisnis, rekan kerja, teman, dan anggota keluarga. Kepercayaan yang mereka dapatkan memungkinkan mereka untuk mengakses peluang yang mungkin tertutup bagi orang lain. Mereka tidak perlu menghabiskan energi untuk menutupi kebohongan atau mengatasi masalah akibat ketidakjujuran. Sebaliknya, mereka dapat fokus pada pertumbuhan dan pengembangan diri.
Di sisi lain, ayat ini memperingatkan terhadap mereka yang "bergegas menjadi kaya". Ini adalah gambaran tentang orang yang terobsesi dengan kekayaan, yang mengutamakan keuntungan di atas segalanya, dan yang bersedia mengambil jalan pintas yang tidak etis atau bahkan ilegal untuk mencapainya. Mereka mungkin terlibat dalam spekulasi yang berisiko, menipu orang lain, memanipulasi pasar, atau mengeksploitasi orang lain demi keuntungan pribadi. Keinginan untuk kaya secara instan seringkali mengaburkan penilaian mereka dan membuat mereka rentan terhadap godaan.
Konsekuensi dari sikap ini adalah "dihukum". Hukuman di sini dapat bermanifestasi dalam berbagai bentuk. Bisa jadi kegagalan finansial yang parah akibat keserakahan dan ketidak bijaksanaan. Bisa juga kehilangan reputasi, kehormatan, dan kepercayaan dari orang-orang di sekitarnya. Lebih jauh lagi, tindakan yang tidak jujur dapat membawa konsekuensi hukum. Dalam konteks spiritual, Alkitab seringkali memperingatkan tentang bahaya cinta uang dan bagaimana obsesi terhadap kekayaan dapat menjauhkan seseorang dari Tuhan dan prinsip-prinsip kebenaran.
"Kesabaran dalam kebaikan lebih berharga daripada kekayaan yang diperoleh dengan tergesa-gesa."
Pesan Amsal 28:20 sangat relevan di era modern ini. Di tengah pesatnya kemajuan teknologi dan globalisasi ekonomi, godaan untuk mendapatkan kekayaan dengan cepat semakin besar. Banyak skema cepat kaya, investasi berisiko tinggi, dan praktik bisnis yang meragukan beredar. Ayat ini mengingatkan kita untuk tetap berpegang pada nilai-nilai kesetiaan, kejujuran, dan integritas dalam segala aspek kehidupan. Apakah itu dalam pekerjaan kita, dalam transaksi keuangan, atau dalam interaksi kita dengan sesama, pilihan untuk bertindak dengan benar akan selalu menghasilkan berkat yang lebih langgeng dan bermakna.
Membangun kepercayaan membutuhkan waktu dan usaha, tetapi hasil yang diperoleh sangatlah berharga. Sebaliknya, menempuh jalan pintas demi kekayaan instan seringkali hanya membawa kehancuran jangka panjang. Amsal mengajarkan bahwa kebiasaan baik yang konsisten, meskipun mungkin terlihat lambat, pada akhirnya akan membawa pada kemakmuran yang sejati dan berkelanjutan. Ini adalah undangan untuk menjalani hidup yang terhormat, di mana kesetiaan dan kejujuran menjadi pilar utama, dan di mana berkat sejati mengalir sebagai buah dari integritas.