Kehamilan merupakan momen yang penuh keajaiban dan seringkali diiringi dengan berbagai perubahan pada tubuh ibu. Salah satu cairan penting yang mendukung perkembangan janin adalah air ketuban. Jumlah air ketuban yang normal sangat krusial bagi kesehatan bayi di dalam kandungan. Namun, terkadang ibu hamil dapat mengalami kondisi air ketuban yang berlebih, terutama saat memasuki usia kehamilan lanjut, seperti di bulan kedelapan.
Air ketuban, atau cairan amnion, adalah cairan yang mengisi kantung ketuban di sekitar janin. Cairan ini memainkan peran multifungsi yang vital bagi perkembangan janin. Fungsinya meliputi:
Air Ketuban Berlebih (Polihidramnion) Saat Hamil 8 Bulan
Air ketuban yang berlebih atau polihidramnion adalah kondisi di mana jumlah air ketuban melebihi batas normal. Pada trimester ketiga, khususnya di bulan kedelapan, volume air ketuban umumnya mencapai puncaknya. Kuantitas normal air ketuban pada usia kehamilan ini bisa bervariasi, namun kisaran umumnya adalah antara 800 hingga 1000 ml. Ketika jumlahnya melebihi 2000 ml, kondisi ini disebut polihidramnion.
Kondisi ini bisa terjadi secara bertahap maupun mendadak. Pada usia kehamilan 8 bulan, tubuh janin sudah lebih berkembang dan mampu menelan air ketuban serta mengeluarkan urin. Ketidakseimbangan antara produksi dan penyerapan air ketuban inilah yang dapat menyebabkan polihidramnion.
Penyebab Air Ketuban Banyak Saat Hamil 8 Bulan
Ada berbagai faktor yang dapat berkontribusi terhadap peningkatan volume air ketuban pada trimester akhir kehamilan. Beberapa penyebab umum meliputi:
- Diabetes Gestasional: Ibu hamil yang menderita diabetes gestasional (diabetes yang muncul selama kehamilan) berisiko lebih tinggi mengalami polihidramnion. Kadar gula darah yang tinggi pada ibu dapat memengaruhi ginjal janin, menyebabkan peningkatan produksi urin yang menjadi bagian dari air ketuban.
- Kelainan Janin: Beberapa kelainan pada janin dapat memengaruhi kemampuannya untuk menelan air ketuban atau mengatur keseimbangan cairan. Contohnya termasuk kelainan pada saluran pencernaan (seperti atresia duodenum), kelainan sistem saraf pusat, kelainan genetik (seperti sindrom Down), atau masalah pada jantung janin.
- Kehamilan Kembar: Ibu yang mengandung bayi kembar, terutama kembar identik yang berbagi satu plasenta, berisiko mengalami kondisi yang disebut twin-to-twin transfusion syndrome (TTTS). Dalam kondisi ini, satu bayi menerima terlalu banyak darah sementara yang lain menerima terlalu sedikit, yang dapat memengaruhi produksi dan penyerapan air ketuban.
- Infeksi: Infeksi tertentu selama kehamilan, seperti infeksi TORCH (Toxoplasmosis, Other infections, Rubella, Cytomegalovirus, Herpes simplex virus) atau infeksi bakteri pada rahim, dapat memicu peningkatan produksi air ketuban.
- Ketidakcocokan Golongan Darah (Inkompatibilitas Rhesus): Meskipun lebih umum menyebabkan anemia pada janin, dalam kasus tertentu, inkompatibilitas Rhesus dapat memengaruhi produksi air ketuban.
- Masalah pada Tali Pusat: Jarang terjadi, tetapi kelainan pada tali pusat juga dapat memengaruhi aliran cairan dan volume air ketuban.
- Idiopatik: Dalam sebagian kasus, penyebab pasti dari polihidramnion tidak dapat ditemukan.
Gejala dan Tanda Air Ketuban Banyak
Pada beberapa kasus, polihidramnion mungkin tidak menimbulkan gejala yang jelas dan baru terdeteksi saat pemeriksaan rutin. Namun, beberapa tanda yang bisa dialami ibu hamil antara lain:
- Perut membesar lebih cepat dari yang diperkirakan.
- Sesak napas atau kesulitan bernapas karena tekanan pada diafragma.
- Perut terasa sangat kencang dan penuh.
- Nyeri ulu hati.
- Pembengkakan pada tungkai dan pergelangan kaki.
- Gerakan janin terasa lebih kuat atau berbeda dari biasanya.
Penanganan dan Pengelolaan Polihidramnion
Jika dokter mendiagnosis adanya polihidramnion pada kehamilan 8 bulan, penanganan akan sangat bergantung pada penyebabnya, tingkat keparahan, dan kondisi janin serta ibu. Beberapa langkah penanganan yang mungkin dilakukan:
- Pemantauan Intensif: Dokter akan melakukan pemantauan ketat terhadap kondisi ibu dan janin melalui pemeriksaan USG secara berkala. Ini termasuk mengukur volume air ketuban, memantau pertumbuhan janin, dan memeriksa tanda-tanda masalah lainnya.
- Pengobatan Penyebab: Jika polihidramnion disebabkan oleh kondisi medis tertentu seperti diabetes gestasional atau infeksi, penanganan akan difokuskan pada pengobatan penyakit dasarnya.
- Amnioreduksi: Dalam kasus yang parah dan bergejala, dokter mungkin melakukan prosedur pengeluaran sebagian cairan ketuban melalui penusukan pada dinding perut (amnioreduksi) untuk meredakan tekanan dan gejala sesak napas. Namun, prosedur ini memiliki risiko tersendiri dan hanya dilakukan jika benar-benar diperlukan.
- Obat-obatan: Dalam beberapa kasus, obat-obatan seperti Indometasin (obat antiinflamasi) dapat diresepkan untuk mengurangi produksi urin janin dan membantu menurunkan volume air ketuban. Namun, penggunaannya sangat hati-hati dan di bawah pengawasan ketat dokter.
- Persalinan Prematur: Jika kondisi menjadi terlalu berisiko bagi ibu atau janin, dokter mungkin akan mempertimbangkan untuk melakukan persalinan prematur.
Penting bagi ibu hamil untuk tidak panik jika didiagnosis mengalami air ketuban banyak saat hamil 8 bulan. Komunikasi terbuka dengan dokter kandungan Anda adalah kunci utama. Dengan pemantauan yang tepat dan penanganan yang sesuai, banyak kasus polihidramnion dapat dikelola dengan baik demi kesehatan ibu dan bayi.