Kehadiran darah dalam air kencing, atau yang dikenal dengan istilah medis hematuria, adalah kondisi yang bisa sangat mengkhawatirkan. Munculnya warna merah muda, merah ceri, hingga merah kecoklatan pada urine bisa menjadi tanda adanya masalah kesehatan serius yang memerlukan perhatian medis segera. Kondisi ini tidak boleh dianggap remeh, karena bisa mengindikasikan berbagai penyakit, mulai dari infeksi saluran kemih ringan hingga kondisi yang lebih kompleks seperti penyakit ginjal atau kanker.
Ada berbagai faktor yang dapat menyebabkan hematuria. Memahami penyebabnya adalah langkah awal untuk mendapatkan penanganan yang tepat. Beberapa penyebab yang paling umum meliputi:
Ini adalah salah satu penyebab hematuria yang paling sering terjadi, terutama pada wanita. Infeksi bakteri dapat menyerang kandung kemih (sistitis) atau saluran kemih lainnya. Gejala ISK selain adanya darah dalam urine meliputi sensasi terbakar saat buang air kecil, frekuensi buang air kecil yang meningkat, dan nyeri di perut bagian bawah.
Batu yang terbentuk di ginjal, ureter, kandung kemih, atau uretra dapat mengiritasi dinding saluran kemih saat bergerak atau menyebabkan penyumbatan. Iritasi ini bisa memicu pendarahan, sehingga air kencing terlihat bercampur darah. Nyeri hebat di punggung atau samping tubuh yang menjalar ke perut bagian bawah adalah gejala khas batu ginjal.
Pada pria, pembesaran kelenjar prostat yang tidak bersifat kanker dapat menekan uretra, menghambat aliran urine, dan terkadang menyebabkan pendarahan. Kondisi ini lebih umum terjadi pada pria di atas usia 50 tahun.
Berbagai penyakit yang memengaruhi ginjal, seperti glomerulonefritis (peradangan pada unit penyaring ginjal), pielonefritis (infeksi ginjal), atau penyakit ginjal polikistik, dapat merusak struktur ginjal dan menyebabkan hematuria. Terkadang, hematuria karena penyakit ginjal bisa muncul tanpa gejala lain yang jelas, atau disertai bengkak pada kaki dan perubahan warna urine yang lebih halus.
Trauma atau cedera pada ginjal, kandung kemih, atau saluran kemih lainnya akibat kecelakaan, olahraga, atau prosedur medis dapat menyebabkan pendarahan.
Meskipun lebih jarang, kehadiran darah dalam urine bisa menjadi indikasi awal adanya kanker pada kandung kemih, ginjal, atau prostat. Risiko ini meningkat seiring bertambahnya usia dan faktor risiko lain seperti merokok.
Beberapa jenis obat, seperti pengencer darah (misalnya aspirin atau warfarin), juga dapat meningkatkan risiko terjadinya pendarahan, termasuk pendarahan pada saluran kemih.
Selain perubahan warna urine menjadi kemerahan, hematuria bisa disertai dengan gejala lain, tergantung pada penyebabnya. Beberapa gejala yang perlu diwaspadai antara lain:
Penting untuk diingat bahwa tidak semua kasus hematuria disertai dengan gejala yang jelas. Kadang-kadang, darah dalam urine hanya terdeteksi saat pemeriksaan laboratorium rutin. Oleh karena itu, jangan pernah mengabaikan temuan seperti ini.
Setiap kali Anda menemukan darah dalam air kencing, sangat disarankan untuk segera berkonsultasi dengan dokter. Jangan mencoba mendiagnosis atau mengobati sendiri. Dokter akan melakukan serangkaian pemeriksaan untuk menentukan penyebab pastinya, yang mungkin meliputi:
Jangan tunda pemeriksaan medis. Diagnosis dini dan penanganan yang tepat adalah kunci untuk mencegah komplikasi lebih lanjut dan memastikan kesehatan Anda.