Ilustrasi: Cairan ketuban yang melindungi janin.
Kehamilan adalah periode yang penuh kebahagiaan sekaligus kekhawatiran bagi calon ibu. Salah satu hal yang bisa menimbulkan kecemasan adalah ketika merasakan adanya cairan yang keluar dari vagina, yang kerap disebut sebagai ketuban rembes. Penting untuk memahami apa saja yang menyebabkan ketuban rembes agar dapat mengambil tindakan yang tepat dan menjaga kesehatan ibu serta janin.
Ketuban adalah selaput yang membungkus kantung ketuban, di mana janin berkembang di dalamnya. Kantung ketuban ini berisi cairan ketuban yang memiliki peran vital. Ketuban rembes terjadi ketika terdapat robekan atau kebocoran pada selaput ketuban, sehingga cairan ketuban merembes keluar.
Ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan ketuban rembes, di antaranya:
Infeksi, baik yang terjadi di dalam maupun di sekitar saluran reproduksi, dapat melemahkan selaput ketuban. Bakteri yang menyerang dapat menyebabkan peradangan dan mengikis integritas selaput ketuban, membuatnya lebih rentan pecah atau bocor. Infeksi ini bisa berasal dari berbagai sumber, termasuk infeksi saluran kemih yang tidak tertangani dengan baik, infeksi vagina, atau bahkan infeksi pada leher rahim.
Bagi ibu yang pernah mengalami ketuban pecah dini pada kehamilan sebelumnya, risiko untuk mengalaminya kembali cenderung lebih tinggi. Riwayat ini bisa menjadi indikator adanya predisposisi pada selaput ketuban atau faktor lain yang belum sepenuhnya teratasi.
Pada kehamilan kembar, beban dan tekanan pada kantung ketuban tentu lebih besar dibandingkan kehamilan tunggal. Demikian pula pada kondisi polihidramnion, yaitu kondisi di mana jumlah cairan ketuban berlebihan. Peningkatan volume cairan ini dapat meregangkan kantung ketuban secara berlebihan, membuatnya lebih rentan pecah atau bocor.
Struktur rahim atau leher rahim yang tidak normal, seperti bentuk rahim yang tidak sempurna atau leher rahim yang lemah (insufisiensi serviks), juga dapat menjadi faktor penyebab. Leher rahim yang lemah mungkin tidak mampu menahan tekanan dari dalam rahim seiring bertambahnya usia kehamilan, sehingga selaput ketuban bisa robek.
Meskipun jarang terjadi, trauma fisik pada perut akibat kecelakaan atau benturan keras dapat secara langsung mempengaruhi kantung ketuban dan menyebabkan robekan.
Beberapa prosedur medis yang dilakukan selama kehamilan, seperti amniocentesis (pengambilan sampel cairan ketuban untuk tes diagnostik), memiliki risiko kecil untuk menyebabkan robekan pada selaput ketuban.
Ibu yang hamil di usia yang lebih tua atau terlalu muda juga terkadang dikaitkan dengan risiko yang sedikit lebih tinggi terhadap komplikasi kehamilan, termasuk masalah pada selaput ketuban.
Penting bagi ibu hamil untuk mengenali tanda-tanda ketuban rembes. Cairan yang keluar biasanya:
Jika Anda mencurigai adanya ketuban rembes, jangan tunda untuk segera menghubungi dokter atau bidan. Tindakan cepat sangat penting karena:
Memahami yang menyebabkan ketuban rembes adalah langkah awal untuk dapat bertindak sigap dan menjaga kehamilan Anda tetap sehat hingga waktunya persalinan tiba.