Dalam perjalanan hidup, kita semua mencari arah, petunjuk, dan kebijaksanaan. Di tengah hiruk pikuk dunia yang terus berubah, seringkali kita merasa tersesat atau bingung dalam mengambil keputusan. Alkitab, sebagai sumber hikmat ilahi, memberikan panduan yang tak ternilai. Salah satu bagian yang sangat relevan untuk direnungkan adalah Amsal pasal 3, ayat 1 dan 2. Ayat-ayat ini bukan sekadar kata-kata kuno, melainkan prinsip abadi yang dapat menjadi fondasi kokoh bagi kehidupan kita.
"Hai anakku, janganlah lupakan ajaranku, tetapi pegangilah segala perintahku; karena ia akan memperpanjang umurmu dan menambah tahun kehidupan serta kesejahteraan kepadamu." (Amsal 3:1-2)
Ayat-ayat ini adalah nasihat dari seorang ayah bijak kepada anaknya, namun maknanya meluas hingga kepada setiap orang yang mencari hikmat. Ada dua perintah utama yang disampaikan: "jangan lupakan ajaranku" dan "pegangilah segala perintahku." Kedua hal ini saling terkait erat. Ajaran merujuk pada keseluruhan instruksi, prinsip, dan kebenaran yang diberikan Tuhan, sementara perintah adalah tindakan nyata yang lahir dari pemahaman dan penerimaan ajaran tersebut.
Mengapa ajaran dan perintah ini begitu penting? Penulis Amsal memberikan janji yang luar biasa: "karena ia akan memperpanjang umurmu dan menambah tahun kehidupan serta kesejahteraan kepadamu." Janji ini bukan sekadar tentang kuantitas umur, tetapi juga kualitasnya. Hidup yang panjang dan berlimpah bukan hanya tentang terhindar dari kematian dini, tetapi juga tentang mengalami kedamaian, kebahagiaan, dan kemakmuran yang sejati, yang berakar pada hubungan yang benar dengan Tuhan.
Dalam konteks modern, mudah bagi kita untuk mengabaikan nasihat kuno ini. Kita hidup di era informasi, di mana solusi dan nasihat dapat ditemukan di ujung jari. Namun, hikmat ilahi yang terkandung dalam firman Tuhan memiliki kedalaman yang tidak dapat ditandingi oleh pengetahuan duniawi semata. Melupakan ajaran Tuhan berarti kita kehilangan kompas moral dan spiritual kita. Tanpa pemandu, kita mudah tersesat dalam labirin pilihan-pilihan yang mengarah pada kehancuran.
"Jangan lupakan" menyiratkan pentingnya mengingat, merenungkan, dan menginternalisasi firman Tuhan. Ini bukan sekadar hafalan pasif, tetapi sebuah proses aktif untuk menjadikan kebenaran Tuhan sebagai bagian dari diri kita. Memegang "segala perintahku" adalah manifestasi dari ingatan tersebut. Ini adalah tentang ketaatan yang tulus, bukan karena takut dihukum, tetapi karena kasih dan pengakuan akan kebaikan Tuhan. Ketaatan ini membentuk karakter kita, mempengaruhi cara kita berpikir, berbicara, dan bertindak dalam setiap aspek kehidupan.
Janji "memperpanjang umurmu dan menambah tahun kehidupan serta kesejahteraan kepadamu" adalah janji yang komprehensif. Dalam arti harfiah, ketaatan pada prinsip-prinsip moral dan hidup sehat yang diajarkan dalam firman Tuhan seringkali berkontribusi pada kesehatan fisik yang lebih baik dan umur yang lebih panjang. Namun, makna yang lebih dalam terletak pada kualitas hidup.
Kesejahteraan yang dijanjikan bukan hanya kekayaan materi, tetapi juga kedamaian batin, hubungan yang sehat, kemampuan untuk menghadapi kesulitan dengan tegar, dan rasa syukur yang mendalam. Ketika kita hidup sesuai dengan hikmat Tuhan, kita membangun fondasi yang kuat untuk menghadapi badai kehidupan. Kita belajar membedakan antara apa yang benar dan salah, apa yang bermanfaat dan merusak. Kita belajar untuk mengasihi sesama, bersikap adil, dan hidup dengan integritas. Semua ini berkontribusi pada kehidupan yang lebih memuaskan dan bermakna.
Bagaimana kita bisa menerapkan Amsal 3:1-2 dalam kehidupan kita yang sibuk?
Amsal 3:1-2 adalah undangan untuk sebuah kehidupan yang berbeda – sebuah kehidupan yang dipandu oleh hikmat ilahi, diberkati dengan kelimpahan, dan memiliki kedamaian yang sejati. Mari kita berkomitmen untuk tidak melupakan ajaran-Nya dan bertekad untuk memegang teguh perintah-perintah-Nya. Dengan demikian, kita akan mengalami perpanjangan umur dalam arti yang paling sejati: hidup yang penuh makna, berkat, dan sukacita abadi.