Dalam dunia penelitian kuantitatif, pemahaman tentang berbagai teknik analisis statistik sangat krusial untuk menarik kesimpulan yang valid dan akurat. Salah satu teknik yang sering digunakan ketika berhadapan dengan data yang memiliki skala urutan adalah regresi ordinal. Buku-buku metodologi penelitian, termasuk karya Sugiyono yang sangat berpengaruh, seringkali membahas secara mendalam tentang konsep ini.
Artikel ini akan mengulas tuntas mengenai regresi ordinal, dengan merujuk pada perspektif dan penjelasan yang umum ditemukan dalam literatur Sugiyono, serta memberikan panduan praktis mengenai kapan dan bagaimana menggunakannya.
Ilustrasi visual konsep regresi ordinal.
Regresi ordinal adalah sebuah metode analisis statistik yang digunakan untuk memprediksi variabel dependen yang bersifat ordinal (bertingkat atau berurutan) berdasarkan satu atau lebih variabel independen. Berbeda dengan regresi linear yang mengasumsikan variabel dependen bersifat kontinu, regresi ordinal diperuntukkan bagi variabel yang memiliki kategori yang jelas urutannya, namun jarak antar kategori tidak dapat diukur secara pasti.
Contoh umum dari variabel ordinal meliputi:
Penggunaan regresi ordinal menjadi relevan ketika peneliti memiliki variabel dependen yang tidak memenuhi asumsi kontinuitas dari regresi linear. Menerapkan regresi linear pada data ordinal dapat menghasilkan interpretasi yang menyesatkan atau tidak akurat. Sugiyono, dalam banyak karyanya, menekankan pentingnya memilih metode analisis yang sesuai dengan jenis data yang dimiliki untuk memastikan validitas penelitian.
Dengan regresi ordinal, peneliti dapat:
Prinsip utama regresi ordinal adalah memodelkan probabilitas kumulatif. Metode ini mengasumsikan bahwa ada sebuah variabel laten kontinu yang mendasari variabel ordinal yang teramati. Titik-titik ambang batas (cut-off points) kemudian membagi variabel laten kontinu ini menjadi kategori-kategori ordinal yang teramati.
Secara matematis, regresi ordinal berusaha memprediksi probabilitas bahwa observasi akan berada pada atau di bawah suatu kategori tertentu.
Misalnya, untuk variabel dependen dengan K kategori, regresi ordinal akan memodelkan K-1 probabilitas kumulatif. Model yang umum digunakan adalah:
P(Y ≤ j) = F(α_j - βX)
Dimana:
P(Y ≤ j) adalah probabilitas bahwa variabel dependen (Y) berada pada kategori j atau lebih rendah.F adalah fungsi link (misalnya logit atau probit) yang mengubah skala prediktor linear menjadi probabilitas.α_j adalah titik ambang batas (intercept) untuk kategori j.β adalah vektor koefisien regresi untuk variabel independen.X adalah vektor variabel independen.Terdapat beberapa model regresi ordinal yang umum digunakan, di antaranya adalah:
Ini adalah model yang paling umum dan sering diasumsikan. Model ini mengasumsikan bahwa koefisien regresi (β) untuk setiap variabel independen adalah sama di seluruh ambang batas kategori. Dengan kata lain, pengaruh variabel independen terhadap pergeseran probabilitas kumulatif adalah konstan, terlepas dari kategori mana yang menjadi pembanding.
Model ini lebih fleksibel karena memungkinkan koefisien regresi untuk berbeda di setiap ambang batas kategori. Ini berarti pengaruh variabel independen bisa bervariasi tergantung pada rentang kategori yang dilihat.
Pemilihan antara model parallel lines dan non-parallel lines bergantung pada pengujian hipotesis dan evaluasi kecocokan model.
Seperti metode statistik lainnya, regresi ordinal memiliki beberapa asumsi yang perlu diperhatikan:
Menerapkan regresi ordinal biasanya melibatkan langkah-langkah berikut:
Regresi ordinal merupakan alat analisis yang sangat berharga ketika peneliti berhadapan dengan variabel dependen yang memiliki urutan. Mengacu pada panduan dan prinsip yang sering diuraikan oleh Sugiyono, pemahaman yang benar tentang karakteristik data ordinal dan pemilihan metode analisis yang tepat sangat fundamental. Dengan menerapkan regresi ordinal secara benar, peneliti dapat memperoleh wawasan yang lebih mendalam mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan atau tingkatan dalam populasi yang diteliti, sehingga menghasilkan kesimpulan penelitian yang lebih kuat dan relevan.