Ilustrasi kesehatan reproduksi.
Mengalami pipis berdarah setelah berhubungan intim bisa menjadi pengalaman yang mengkhawatirkan. Fenomena ini, yang secara medis dikenal sebagai hematuria pasca-koital, dapat disebabkan oleh berbagai faktor, mulai dari yang ringan hingga yang memerlukan perhatian medis segera. Memahami penyebabnya adalah langkah awal untuk mendapatkan penanganan yang tepat dan meredakan kekhawatiran.
Kehadiran darah dalam urin setelah aktivitas seksual seringkali mengejutkan. Ada beberapa alasan umum mengapa hal ini bisa terjadi, baik pada pria maupun wanita:
Gesekan atau tekanan yang cukup kuat selama hubungan seksual dapat menyebabkan luka kecil atau iritasi pada lapisan sensitif uretra (saluran yang mengalirkan urin dari kandung kemih ke luar tubuh) atau vagina. Pada pria, uretra bisa mengalami sedikit robekan atau lecet. Pada wanita, gesekan pada dinding vagina atau area klitoris juga dapat menyebabkan pendarahan yang kemudian tercampur dengan urin saat buang air kecil.
Infeksi bakteri pada saluran kemih, termasuk kandung kemih dan uretra, adalah penyebab umum hematuria. Hubungan seksual dapat memperburuk peradangan pada area yang terinfeksi atau mendorong bakteri lebih jauh ke dalam saluran kemih, memicu gejala seperti nyeri saat buang air kecil, sering ingin buang air kecil, dan adanya darah dalam urin.
Beberapa IMS, seperti gonore, klamidia, atau trikomoniasis, dapat menyebabkan peradangan pada uretra (uretritis) atau serviks. Peradangan ini bisa membuat area tersebut lebih rentan terhadap pendarahan saat terjadi gesekan selama hubungan seksual. Pendarahan yang terjadi dapat terlihat saat buang air kecil.
Infeksi jamur, vaginosis bakterialis, atau kondisi peradangan pada vulva dan vagina (seperti vulvodynia) dapat membuat jaringan menjadi lebih sensitif dan mudah berdarah. Aktivitas seksual bisa memicu pendarahan pada area yang meradang ini.
Prostat yang meradang bisa menyebabkan berbagai gejala, termasuk nyeri saat ejakulasi, kesulitan buang air kecil, dan hematuria. Hubungan seksual terkadang dapat memicu atau memperparah gejala pada pria dengan prostatitis.
Meskipun tidak secara langsung disebabkan oleh hubungan seksual, batu yang ada di ginjal atau saluran kemih dapat menyebabkan iritasi dan pendarahan. Aktivitas seksual yang meningkatkan pergerakan atau tekanan pada area tersebut bisa memicu keluarnya darah.
Dalam kasus yang lebih jarang, pipis berdarah setelah berhubungan bisa menjadi tanda dari kondisi medis yang lebih serius seperti masalah pembekuan darah, penyakit ginjal, atau bahkan tumor pada saluran kemih atau organ reproduksi. Namun, ini adalah penyebab yang relatif jarang dan biasanya disertai gejala lain.
Meskipun darah dalam urin pasca-seksual terkadang bisa bersifat sementara dan tidak berbahaya, ada beberapa situasi di mana Anda harus segera mencari pertolongan medis:
Penanganan untuk pipis berdarah setelah berhubungan akan sangat bergantung pada penyebabnya. Dokter biasanya akan melakukan pemeriksaan fisik, menanyakan riwayat kesehatan, dan mungkin melakukan tes urine, tes IMS, atau pemeriksaan pencitraan jika diperlukan.
Beberapa langkah pencegahan dan penanganan awal yang bisa dilakukan antara lain:
Jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter jika Anda mengalami pipis berdarah setelah berhubungan. Deteksi dini dan penanganan yang tepat adalah kunci untuk menjaga kesehatan reproduksi dan keseluruhan tubuh Anda. Jika Anda merasa khawatir atau memiliki gejala yang mengganggu, segera cari nasihat medis profesional.
Pelajari lebih lanjut tentang kesehatan seksual dan reproduksi.