Merasakan dorongan untuk buang air kecil secara terus-menerus bisa menjadi pengalaman yang sangat mengganggu dan terkadang menimbulkan kekhawatiran. Kondisi ini, yang sering disebut sebagai frekuensi buang air kecil yang meningkat atau dalam bahasa awam "penyakit kencing terus", dapat memengaruhi kualitas hidup seseorang secara signifikan. Mulai dari gangguan tidur, kesulitan berkonsentrasi, hingga rasa cemas yang berlebihan, semuanya bisa menjadi dampak dari keinginan untuk buang air kecil yang datang silih berganti.
Penting untuk dipahami bahwa frekuensi buang air kecil yang meningkat bukanlah penyakit itu sendiri, melainkan sebuah gejala dari kondisi medis yang mendasarinya. Oleh karena itu, mengenali penyebab di balik gejala ini adalah langkah krusial untuk mendapatkan penanganan yang tepat. Jangan abaikan sinyal tubuh Anda, karena penanganan dini dapat mencegah komplikasi yang lebih serius.
Selain dorongan buang air kecil yang sering, ada beberapa gejala lain yang sering menyertai kondisi ini dan perlu diperhatikan:
Penyebab frekuensi buang air kecil yang meningkat sangat bervariasi, mulai dari kebiasaan sehari-hari hingga kondisi medis yang memerlukan penanganan serius. Berikut adalah beberapa penyebab umum:
Infeksi bakteri pada saluran kemih adalah salah satu penyebab paling umum dari gejala ini. Bakteri dapat mengiritasi kandung kemih, menyebabkan dorongan untuk buang air kecil yang sering, rasa terbakar, dan nyeri. ISK lebih sering terjadi pada wanita dibandingkan pria.
OAB adalah kondisi di mana otot kandung kemih berkontraksi secara tidak sengaja, bahkan ketika kandung kemih belum terisi penuh. Hal ini menyebabkan dorongan mendesak dan sering untuk buang air kecil, terkadang disertai kebocoran urin (inkontinensia urgensi).
Pada penderita diabetes yang tidak terkontrol, kadar gula darah yang tinggi dapat menyebabkan ginjal bekerja lebih keras untuk mengeluarkan kelebihan gula melalui urin. Ini menghasilkan peningkatan volume urin dan frekuensi buang air kecil, terutama di malam hari (nokturia).
Mengonsumsi terlalu banyak cairan, terutama minuman yang bersifat diuretik seperti kopi, teh, alkohol, dan minuman berkarbonasi, dapat meningkatkan produksi urin dan frekuensi buang air kecil.
Pembesaran prostat jinak (BPH) atau prostatitis (radang prostat) dapat menekan uretra, menyulitkan pengosongan kandung kemih. Akibatnya, kandung kemih mungkin tidak dapat menampung urin sebanyak biasanya, sehingga timbul keinginan buang air kecil yang lebih sering, terutama di malam hari.
Selama kehamilan, janin yang membesar dapat menekan kandung kemih ibu, menyebabkan peningkatan frekuensi buang air kecil. Perubahan hormonal juga berperan.
Beberapa kondisi ginjal dapat memengaruhi kemampuan ginjal untuk memekatkan urin, yang berujung pada peningkatan volume urin dan frekuensi buang air kecil.
Diuretik (obat untuk mengurangi cairan tubuh), obat penenang, dan beberapa obat untuk penyakit jantung dapat menyebabkan peningkatan frekuensi buang air kecil.
Meskipun beberapa penyebab mungkin relatif ringan, ada situasi di mana Anda harus segera berkonsultasi dengan dokter:
Dokter akan melakukan pemeriksaan fisik, menanyakan riwayat kesehatan Anda, dan mungkin melakukan beberapa tes untuk menentukan penyebabnya. Tes yang umum meliputi:
Penanganan akan sangat bergantung pada diagnosisnya. Ini bisa meliputi:
Penting diingat: Jangan ragu untuk berkonsultasi dengan profesional medis jika Anda mengalami gejala penyakit kencing terus yang mengganggu. Diagnosis dini dan penanganan yang tepat adalah kunci untuk kesehatan Anda.