Ketuban pecah dini (KPD) adalah pecahnya selaput ketuban sebelum dimulainya persalinan yang sebenarnya. Kondisi ini dapat terjadi kapan saja selama kehamilan, namun lebih sering terjadi pada trimester ketiga. KPD dapat meningkatkan risiko infeksi pada ibu dan bayi, serta komplikasi lain yang dapat membahayakan. Oleh karena itu, penatalaksanaan yang tepat dan cepat sangat krusial untuk memastikan keselamatan ibu dan janin.
Selaput ketuban adalah kantung berisi cairan ketuban yang mengelilingi janin. Cairan ketuban berperan penting dalam melindungi janin dari benturan, menjaga suhu, dan memungkinkan janin bergerak bebas untuk perkembangan otot dan tulang. Pecahnya selaput ketuban menandakan terputusnya "pelindung" ini. Gejala KPD umumnya adalah keluarnya cairan dari vagina yang bisa sedikit atau banyak, jernih atau berwarna.
Penyebab KPD bisa beragam, mulai dari infeksi saluran kemih, infeksi pada vagina, kehamilan ganda, hidramnion (kelebihan cairan ketuban), riwayat KPD sebelumnya, hingga kelainan pada struktur selaput ketuban. Faktor gaya hidup seperti merokok dan nutrisi yang buruk juga dapat berkontribusi.
Langkah pertama dan terpenting ketika seorang ibu hamil mencurigai mengalami ketuban pecah dini adalah segera menghubungi tenaga medis profesional, baik dokter kandungan maupun bidan. Jangan menunda atau mencoba mendiagnosis sendiri.
Setibanya di fasilitas kesehatan, tim medis akan melakukan serangkaian pemeriksaan untuk memastikan diagnosis dan mengevaluasi kondisi ibu dan janin. Pemeriksaan ini meliputi:
Penatalaksanaan KPD sangat bergantung pada usia kehamilan ibu. Pendekatan yang berbeda akan diambil untuk kehamilan yang belum cukup bulan dan kehamilan yang sudah cukup bulan.
Jika kehamilan sudah mencapai usia cukup bulan (37 minggu atau lebih) ketika ketuban pecah, maka penatalaksanaan umumnya adalah persalinan. Keputusan apakah akan dilakukan induksi persalinan atau menunggu persalinan spontan dimulai akan didasarkan pada kondisi ibu dan janin.
Penatalaksanaan KPD sebelum usia kehamilan 37 minggu lebih kompleks karena bertujuan untuk menunda persalinan sebisa mungkin demi memberi waktu bagi paru-paru janin untuk matang. Namun, penundaan ini harus diimbangi dengan pencegahan infeksi.
Infeksi adalah salah satu risiko paling serius dari ketuban pecah dini. Kuman dapat naik dari vagina ke dalam rahim melalui celah selaput ketuban yang pecah. Oleh karena itu, menjaga kebersihan diri sangat penting. Hindari memasukkan benda apapun ke dalam vagina, termasuk tampon atau melakukan hubungan seksual, setelah KPD terjadi hingga persalinan.
Penatalaksanaan ketuban pecah dini memerlukan penilaian medis yang cermat dan penanganan yang disesuaikan dengan usia kehamilan serta kondisi ibu dan janin. Jangan ragu untuk segera mencari pertolongan medis jika Anda mengalami gejala KPD. Dengan penanganan yang tepat dan responsif, risiko komplikasi dapat diminimalkan, sehingga memberikan hasil terbaik bagi kesehatan ibu dan buah hati.