Ketuban Merembes di Usia Kehamilan 7 Bulan: Pahami Gejalanya, Penyebab, dan Tindakan yang Tepat
Simbol Kewaspadaan Kehamilan
Kehamilan adalah momen yang penuh kebahagiaan sekaligus kekhawatiran. Setiap tahapan kehamilan memiliki tantangannya tersendiri. Memasuki trimester ketiga, tepatnya di usia kehamilan 7 bulan, calon ibu perlu lebih waspada terhadap berbagai perubahan yang terjadi pada tubuhnya. Salah satu kondisi yang memerlukan perhatian serius adalah ketuban merembes.
Apa Itu Ketuban Merembes?
Ketuban merembes adalah keluarnya cairan ketuban secara tidak normal dari vagina. Cairan ketuban memiliki fungsi vital dalam melindungi janin dari benturan, menjaga suhu tubuh janin, mencegah infeksi, serta membantu perkembangan paru-paru dan sistem pencernaan janin. Normalnya, cairan ketuban akan pecah (ketuban pecah dini) menjelang persalinan. Namun, jika cairan ini keluar sebelum waktunya, terutama di usia kehamilan yang masih terbilang muda seperti 7 bulan, hal ini bisa menjadi tanda adanya masalah.
Gejala Ketuban Merembes di Usia 7 Bulan
Gejala ketuban merembes bisa bervariasi pada setiap wanita. Beberapa tanda yang perlu diwaspadai antara lain:
Keluarnya cairan bening, kehijauan, atau sedikit kemerahan dari vagina.
Cairan yang keluar bisa berupa rembesan kecil yang terus-menerus atau semburan mendadak.
Cairan tersebut tidak berbau, atau memiliki bau seperti amoniak atau sedikit amis.
Perasaan lembap atau basah yang konstan di area vagina, meskipun tidak sedang buang air kecil.
Perubahan pada warna cairan keputihan yang biasanya dialami.
Penting untuk membedakan antara ketuban merembes dengan keputihan normal saat hamil atau inkontinensia urine ringan (mengompol). Keputihan normal biasanya lebih kental dan berwarna putih susu, sementara inkontinensia urine lebih sering terjadi saat batuk, bersin, atau tertawa. Jika Anda ragu, segera konsultasikan dengan dokter.
Penyebab Ketuban Merembes di Usia Kehamilan 7 Bulan
Ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan ketuban merembes sebelum waktunya, di antaranya:
Infeksi pada Saluran Kemih atau Vagina: Infeksi dapat melemahkan selaput ketuban, membuatnya lebih rentan robek atau bocor.
Riwayat Ketuban Pecah Dini Sebelumnya: Jika Anda pernah mengalami ketuban pecah dini pada kehamilan sebelumnya, risiko untuk mengalaminya lagi bisa lebih tinggi.
Kehamilan Kembar: Beban janin yang lebih berat pada kehamilan kembar dapat meningkatkan tekanan pada selaput ketuban.
Posisi Janin yang Abnormal: Posisi sungsang atau melintang dapat memberikan tekanan yang tidak merata pada kantung ketuban.
Usia Ibu yang Terlalu Muda atau Terlalu Tua: Risiko komplikasi kehamilan, termasuk ketuban pecah dini, dapat meningkat pada ibu hamil di usia sangat muda atau di atas 35 tahun.
Kelainan pada Leher Rahim (Serviks): Leher rahim yang lemah atau memendek dapat kesulitan menahan tekanan kehamilan.
Trauma pada Perut: Benturan atau trauma langsung pada perut dapat berpotensi merusak kantung ketuban.
Kekurangan Cairan Ketuban (Oligohidramnion): Meskipun jarang, kondisi ini bisa memengaruhi integritas selaput ketuban.
Risiko Ketuban Merembes
Ketuban merembes di usia kehamilan 7 bulan merupakan kondisi serius yang perlu penanganan segera karena dapat menimbulkan beberapa risiko, baik bagi ibu maupun janin:
Infeksi pada Janin dan Ibu: Pecahnya ketuban membuka jalan bagi bakteri untuk masuk ke dalam rahim, yang dapat menyebabkan infeksi serius.
Persalinan Prematur: Merembesnya ketuban seringkali menjadi pemicu persalinan prematur, di mana bayi lahir sebelum usia kehamilan cukup bulan. Bayi prematur memiliki risiko kesehatan yang lebih tinggi.
Gangguan Pertumbuhan Janin: Kekurangan cairan ketuban akibat rembesan dapat menghambat perkembangan paru-paru dan organ janin lainnya.
Kompresi Tali Pusat: Jika cairan ketuban berkurang drastis, tali pusat bisa tertekan, menghalangi suplai oksigen dan nutrisi ke janin.
Apa yang Harus Dilakukan Jika Mengalami Ketuban Merembes?
Jika Anda curiga mengalami ketuban merembes di usia kehamilan 7 bulan, langkah terpenting adalah segera menghubungi dokter atau bidan Anda. Jangan menunda! Berikut adalah tindakan yang perlu Anda lakukan:
Segera Pergi ke Rumah Sakit atau Klinik: Jangan mencoba menunggu di rumah. Segera datang ke fasilitas kesehatan terdekat.
Jangan Melakukan Hubungan Seksual: Hubungan seksual dapat meningkatkan risiko infeksi.
Hindari Penggunaan Tampon: Gunakan pembalut higienis untuk menyerap cairan dan amati warnanya.
Catat Waktu dan Karakteristik Cairan: Informasi ini penting untuk diagnosis dokter.
Dokter akan melakukan pemeriksaan untuk memastikan apakah benar cairan ketuban yang keluar, menghitung usia kehamilan, dan mengevaluasi kondisi janin serta ibu. Penanganan selanjutnya akan bergantung pada hasil pemeriksaan, usia kehamilan, dan kondisi spesifik Anda. Mungkin diperlukan observasi lebih lanjut di rumah sakit, pemberian antibiotik untuk mencegah infeksi, hingga pertimbangan untuk persalinan jika kondisi dinilai membahayakan.
Jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter kandungan Anda jika Anda memiliki kekhawatiran sekecil apapun. Kesehatan Anda dan buah hati adalah prioritas utama.