Simbol frekuensi buang air kecil.
Merasa perlu buang air kecil terlalu sering adalah keluhan yang cukup umum dialami banyak orang. Fenomena ini, yang sering disebut sebagai 'kencing mulu', bisa sangat mengganggu aktivitas sehari-hari, mulai dari pekerjaan, istirahat malam, hingga saat bepergian. Meskipun kadang kala disebabkan oleh hal sederhana seperti minum terlalu banyak, frekuensi buang air kecil yang berlebihan bisa jadi merupakan sinyal dari kondisi kesehatan tertentu yang perlu mendapat perhatian lebih serius.
Ada beragam faktor yang dapat memicu dorongan untuk buang air kecil lebih sering dari biasanya. Memahami penyebabnya adalah langkah awal untuk mencari solusi yang tepat. Berikut beberapa alasan umum:
Ini adalah penyebab yang paling logis. Semakin banyak cairan yang Anda minum, semakin banyak pula urin yang diproduksi oleh ginjal Anda, yang kemudian akan dikeluarkan melalui kandung kemih. Minuman berkafein (seperti kopi dan teh) serta minuman beralkohol juga bersifat diuretik, artinya dapat meningkatkan produksi urin.
ISK adalah salah satu penyebab paling umum dari peningkatan frekuensi buang air kecil, terutama pada wanita. Selain dorongan yang sering dan mendesak, ISK biasanya disertai dengan rasa nyeri atau perih saat buang air kecil, urin keruh atau berbau menyengat, serta rasa tidak tuntas setelah buang air kecil.
Kondisi ini ditandai dengan dorongan kuat dan tiba-tiba untuk buang air kecil yang sulit ditahan. Penderitanya mungkin merasakan perlu buang air kecil lebih dari delapan kali dalam sehari dan terbangun beberapa kali di malam hari untuk buang air kecil (nokturia). OAB bisa disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk penuaan, masalah saraf, atau perubahan hormon.
Pada penderita diabetes yang kadar gulanya tidak terkontrol, tubuh akan mencoba mengeluarkan kelebihan gula melalui urin. Ini menyebabkan peningkatan produksi urin dan, akibatnya, sering buang air kecil. Rasa haus yang berlebihan dan penurunan berat badan yang tidak dapat dijelaskan juga bisa menjadi gejala lain.
Seiring pertumbuhan janin, rahim yang membesar akan menekan kandung kemih, mengurangi kapasitasnya dan meningkatkan frekuensi buang air kecil. Perubahan hormon selama kehamilan juga dapat berperan.
Pembesaran kelenjar prostat (Benign Prostatic Hyperplasia/BPH) adalah kondisi umum pada pria lanjut usia. Prostat yang membesar dapat menekan uretra, menghambat aliran urin, dan menyebabkan gejala seperti sering buang air kecil (terutama di malam hari), kesulitan memulai buang air kecil, dan rasa tidak tuntas.
Keberadaan batu di ginjal atau kandung kemih dapat mengiritasi dinding saluran kemih dan memicu dorongan untuk buang air kecil yang lebih sering, terkadang disertai rasa nyeri.
Beberapa jenis obat, seperti diuretik (obat untuk mengatasi tekanan darah tinggi atau edema), dapat meningkatkan produksi urin.
Meskipun sering buang air kecil bisa disebabkan oleh hal-hal yang relatif tidak berbahaya, ada kalanya ini menandakan kondisi medis yang serius. Anda sebaiknya segera berkonsultasi dengan dokter jika frekuensi buang air kecil yang berlebihan disertai dengan gejala-gejala berikut:
Penanganan untuk sering buang air kecil akan sangat bergantung pada penyebabnya. Dokter mungkin akan melakukan pemeriksaan fisik, tes urin, tes darah, atau bahkan pencitraan (seperti USG) untuk menentukan diagnosis yang tepat. Pengobatan bisa meliputi antibiotik untuk ISK, perubahan gaya hidup, obat-obatan untuk mengelola diabetes atau OAB, terapi fisik, atau bahkan pembedahan untuk kondisi seperti BPH.
Sementara menunggu diagnosis atau jika penyebabnya adalah hal sederhana, beberapa langkah pencegahan yang bisa Anda coba antara lain:
Jangan abaikan keluhan 'kencing mulu' yang Anda rasakan. Segera periksakan diri ke dokter untuk mendapatkan diagnosis dan penanganan yang tepat agar kualitas hidup Anda kembali optimal.
Konsultasi Dokter Terdekat