Kencing, atau urin, adalah produk limbah yang dikeluarkan oleh ginjal dari tubuh. Normalnya, urin memiliki bau yang ringan dan khas. Namun, terkadang kita mungkin menyadari perubahan bau pada urin, salah satunya adalah bau amis. Fenomena kencing berbau amis ini bisa menjadi perhatian tersendiri bagi banyak orang. Meskipun seringkali tidak berbahaya, penting untuk memahami potensi penyebabnya agar dapat mengambil tindakan yang tepat.
Bau amis pada urin dapat disebabkan oleh berbagai faktor, mulai dari pola makan, kondisi medis, hingga gaya hidup. Berikut adalah beberapa penyebab paling umum:
Ini adalah salah satu penyebab paling umum dan paling mudah diatasi. Ketika tubuh kekurangan cairan, konsentrasi zat-zat dalam urin menjadi lebih tinggi, termasuk senyawa yang dapat menimbulkan bau menyengat, termasuk bau amis. Urin yang pekat biasanya berwarna lebih gelap dan berbau lebih kuat.
Beberapa jenis makanan memiliki senyawa yang dapat memengaruhi bau urin setelah dicerna. Makanan yang paling sering dikaitkan dengan urin berbau amis antara lain:
Infeksi pada saluran kemih, seperti kandung kemih atau uretra, seringkali menyebabkan perubahan bau urin. Bakteri yang menginfeksi dapat menghasilkan produk sampingan yang memiliki bau tidak sedap, termasuk bau amis atau seperti amonia. ISK biasanya disertai gejala lain seperti nyeri saat buang air kecil, sering buang air kecil, dan urin keruh.
Pada wanita, infeksi vagina seperti vaginosis bakterialis (BV) dapat memengaruhi bau urin. Bakteri yang berlebih dalam vagina bisa keluar dan bercampur dengan urin, menyebabkan bau amis yang khas. Infeksi ini juga sering disertai dengan keputihan yang tidak normal dan rasa gatal.
Meskipun jarang, gangguan pada fungsi hati dapat menyebabkan penumpukan racun dalam tubuh, termasuk trimetilamina. Zat ini kemudian dapat dikeluarkan melalui urin, menghasilkan bau amis yang kuat. Penyakit hati biasanya disertai gejala lain seperti penyakit kuning, kelelahan, dan pembengkakan pada perut.
Pada penderita diabetes yang tidak terkontrol dengan baik, kadar gula dalam darah yang tinggi dapat memengaruhi metabolisme tubuh. Ini terkadang bisa menyebabkan urin berbau manis atau, dalam beberapa kasus, berbau amis karena senyawa keton.
Gangguan pada fungsi ginjal dapat menyebabkan penumpukan berbagai zat dalam tubuh yang seharusnya dikeluarkan melalui urin. Ini bisa mengubah bau urin secara signifikan, termasuk menimbulkan bau amis.
Beberapa jenis obat-obatan, vitamin, atau suplemen kesehatan tertentu dapat memengaruhi bau urin. Jika Anda baru saja mengonsumsi obat baru, perhatikan apakah bau amis muncul setelahnya.
Ini adalah kondisi genetik langka di mana tubuh tidak dapat memecah trimetilamina (TMA) dengan efektif. Akibatnya, TMA menumpuk dalam tubuh dan dikeluarkan melalui urin, keringat, dan napas, menyebabkan bau amis yang sangat kuat dan persisten.
Jika bau amis pada urin bersifat sementara dan Anda yakin disebabkan oleh pola makan atau dehidrasi ringan, biasanya tidak perlu khawatir. Namun, Anda sebaiknya segera berkonsultasi dengan dokter jika:
Dokter akan melakukan pemeriksaan fisik, menanyakan riwayat kesehatan Anda, dan mungkin meminta sampel urin untuk diperiksa di laboratorium guna menentukan penyebab pasti dari kencing berbau amis.
Penanganan kencing berbau amis sangat bergantung pada penyebabnya:
Mengenali perubahan pada tubuh, termasuk bau urin, adalah langkah awal yang baik untuk menjaga kesehatan. Jika Anda merasa khawatir mengenai kencing berbau amis, jangan ragu untuk mencari nasihat medis profesional.