Ilustrasi: Dorongan untuk buang air kecil namun hanya sedikit yang keluar.
Keluhan ingin kencing terus tapi sedikit adalah salah satu masalah umum yang bisa dialami oleh siapa saja, baik pria maupun wanita, dari berbagai usia. Sensasi yang mengganggu ini seringkali menimbulkan kekhawatiran dan ketidaknyamanan. Meskipun seringkali tidak berbahaya, kondisi ini bisa menjadi indikator adanya masalah kesehatan yang mendasarinya dan memerlukan perhatian medis. Memahami penyebabnya adalah langkah pertama untuk mencari solusi yang tepat.
Ada beragam faktor yang dapat menyebabkan seseorang merasa ingin buang air kecil terus-menerus namun hanya sedikit urin yang keluar. Beberapa penyebab yang paling umum meliputi:
ISK adalah salah satu penyebab paling sering dari gejala ini. Bakteri yang masuk ke dalam saluran kemih, termasuk kandung kemih dan uretra, dapat menyebabkan peradangan. Peradangan ini membuat dinding kandung kemih menjadi lebih sensitif, sehingga memicu dorongan untuk buang air kecil meskipun kandung kemih belum terisi penuh. Gejala ISK lainnya bisa meliputi nyeri saat buang air kecil, urin keruh atau berbau menyengat, serta demam ringan.
OAB adalah kondisi di mana otot-otot kandung kemih berkontraksi secara tidak sengaja, bahkan ketika kandung kemih belum penuh. Hal ini menyebabkan dorongan kuat dan tiba-tiba untuk buang air kecil, yang seringkali sulit ditahan dan terkadang disertai dengan inkontinensia urgensi (kebocoran urin akibat dorongan kuat). Penyebab OAB bisa beragam, mulai dari faktor usia, masalah saraf, hingga konsumsi cairan tertentu.
Pada pria, pembesaran prostat jinak (Benign Prostatic Hyperplasia/BPH) adalah penyebab umum masalah buang air kecil. Prostat yang membesar dapat menekan uretra, saluran yang membawa urin dari kandung kemih keluar tubuh. Penekanan ini menghambat aliran urin, membuat kandung kemih sulit untuk sepenuhnya kosong. Akibatnya, Anda mungkin merasa kandung kemih tidak kosong sepenuhnya setelah buang air kecil, dan dorongan untuk buang air kecil kembali muncul meskipun hanya sedikit urin yang bisa dikeluarkan.
Batu yang terbentuk di ginjal atau kandung kemih dapat mengiritasi lapisan saluran kemih. Ketika batu ini bergerak atau menyumbat saluran, ia dapat memicu rasa ingin buang air kecil yang konstan, bahkan jika hanya sedikit urin yang keluar. Nyeri hebat di area punggung atau samping, serta darah dalam urin, juga bisa menjadi gejala batu saluran kemih.
Diabetes yang tidak terkontrol dapat menyebabkan peningkatan frekuensi buang air kecil (poliuria) karena tubuh mencoba mengeluarkan kelebihan gula melalui urin. Jika diabetes menyebabkan kerusakan saraf (neuropati diabetik), ia juga bisa mempengaruhi kemampuan kandung kemih untuk menyimpan dan mengosongkan urin dengan baik, sehingga menimbulkan gejala ingin kencing terus tapi sedikit.
Faktor psikologis seperti kecemasan dan stres juga dapat mempengaruhi fungsi kandung kemih. Ketika seseorang merasa cemas, tubuh melepaskan hormon stres yang dapat memicu peningkatan frekuensi buang air kecil. Otot-otot di area panggul juga bisa menjadi tegang, yang menambah sensasi ingin buang air kecil.
Minuman tertentu dapat bertindak sebagai iritan kandung kemih dan meningkatkan produksi urin. Kafein (dalam kopi, teh, cokelat), alkohol, minuman bersoda, dan pemanis buatan dapat memicu dorongan untuk buang air kecil lebih sering. Mengonsumsi terlalu banyak cairan dalam waktu singkat juga bisa memberikan tekanan pada kandung kemih.
Meskipun gejala ingin kencing terus tapi sedikit bisa disebabkan oleh hal yang ringan, penting untuk tidak mengabaikannya, terutama jika:
Dokter akan melakukan pemeriksaan fisik, menanyakan riwayat kesehatan Anda, dan mungkin merekomendasikan beberapa tes, seperti tes urin untuk mendeteksi infeksi atau masalah lain, tes darah, atau studi pencitraan untuk melihat kondisi saluran kemih dan organ terkait.
Penanganan akan sangat bergantung pada penyebab yang mendasarinya. Untuk ISK, antibiotik biasanya diresepkan. Untuk OAB, perubahan gaya hidup, obat-obatan, atau terapi perilaku mungkin diperlukan. Pada pria dengan BPH, pengobatan dapat berkisar dari obat-obatan hingga pembedahan. Jika stres atau kecemasan menjadi faktor, teknik relaksasi atau konseling bisa membantu.
Beberapa langkah pencegahan dan penyesuaian gaya hidup yang bisa membantu meliputi:
Jangan ragu untuk berkonsultasi dengan profesional medis jika Anda mengalami gejala yang mengkhawatirkan. Diagnosis yang tepat adalah kunci untuk mendapatkan penanganan yang efektif dan menjaga kesehatan sistem kemih Anda.