Ucapan doa merupakan salah satu bentuk interaksi sosial yang paling indah dalam Islam. Ia bukan sekadar basa-basi, melainkan transfer energi positif dan harapan baik yang mendalam. Di antara doa yang paling sering kita dengar, terutama saat perayaan ulang tahun atau momen penting kehidupan, adalah frasa “Barakallah fii umrik”. Namun, apakah kita benar-benar memahami kedalaman makna dari kalimat pendek ini, dan bagaimana cara yang paling tepat untuk menggunakannya dalam berbagai konteks kehidupan?
Artikel ini akan mengupas tuntas seluk-beluk “Barakallah fii umrik.” Mulai dari akar linguistik, landasan syariat, tata cara penulisan yang baku, hingga ratusan contoh aplikatif untuk berbagai situasi dan penerima. Pemahaman yang komprehensif ini penting agar ucapan kita tidak hanya sekadar kata, tetapi menjadi doa yang penuh makna dan keberkahan.
Sebelum masuk pada contoh tulisan, memahami arti setiap kata adalah kunci. Frasa ini terdiri dari tiga komponen utama dalam Bahasa Arab yang masing-masing membawa beban makna teologis yang besar.
‘Barakallah’ secara harfiah berarti "Semoga Allah memberkahi." Kata dasar dari barakallah adalah *Barakah* (بركة), yang memiliki makna jauh melampaui sekadar "berkah" atau "keuntungan."
Barakah adalah penambahan kebaikan yang bersifat ilahiah. Ia bukan hanya peningkatan kuantitas (misalnya, uang yang banyak), tetapi peningkatan kualitas dan manfaat dalam segala aspek. Ketika seseorang mendapatkan barakah dalam usianya (*umrik*), itu berarti:
Oleh karena itu, ketika kita mengucapkan 'Barakallah', kita sedang memohon agar penerima mendapatkan karunia Ilahi yang membuat segala sesuatu dalam hidupnya menjadi lebih baik, bermanfaat, dan kekal nilainya di sisi Allah.
Kata 'Fii' adalah preposisi (kata depan) yang berarti "di dalam" atau "pada." Dalam konteks ini, ‘fii’ berfungsi untuk mengaitkan subjek doa (keberkahan) dengan objek doa (usia).
‘Umrik’ berasal dari kata dasar *umur* (عُمْر) yang berarti "usia" atau "masa hidup." Penambahan akhiran (kâf) menunjukkan kepemilikan. Dalam bahasa Arab baku, umrik (dengan kasrah) merujuk pada "usia Anda (perempuan)," sedangkan umruk (dengan dhommah) merujuk pada "usia Anda (laki-laki)."
Meskipun dalam percakapan sehari-hari di Indonesia sering disamaratakan menjadi "Barakallah fii umrik" untuk pria maupun wanita, secara linguistik yang benar adalah:
Memperhatikan detail ini menunjukkan ketelitian dalam berdoa dan menghormati kaidah bahasa Al-Qur'an, meskipun penyamaan dalam percakapan cepat umum diterima.
Penggunaan doa "Barakallah fii umrik" seringkali dikaitkan dengan perayaan ulang tahun. Penting untuk memahami bagaimana posisi ucapan ini dalam bingkai syariat Islam.
Mayoritas ulama kontemporer memandang bahwa mengucapkan doa untuk keberkahan usia (seperti 'Barakallah fii umrik') adalah perbuatan yang dianjurkan. Mengapa? Karena doa adalah ibadah, dan mendoakan kebaikan bagi sesama Muslim adalah sunnah Nabi Muhammad SAW.
Kontroversi muncul ketika doa ini disandingkan dengan perayaan ulang tahun yang diyakini sebagian kelompok meniru tradisi non-Muslim. Namun, inti dari 'Barakallah fii umrik' adalah doa agar usia yang tersisa diberkahi Allah, bukan merayakan bertambahnya usia, melainkan menyadari berkurangnya jatah hidup di dunia.
Permintaan umur yang berkah didasarkan pada Hadits yang mendorong umat Islam untuk berbuat baik agar umur mereka ditambahkan (dalam makna keberkahan, bukan semata kuantitas). Rasulullah SAW bersabda:
“Barangsiapa ingin dilapangkan rezekinya dan dipanjangkan umurnya, hendaklah ia menyambung silaturahmi.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Mendoakan keberkahan usia adalah mendoakan agar Allah memudahkan seseorang berbuat amal saleh dan silaturahmi, yang mana hal itu merupakan jalan menuju kebahagiaan dunia dan akhirat. Oleh karena itu, penggunaan "Barakallah fii umrik" adalah manifestasi dari pelaksanaan ajaran Islam untuk saling mendoakan.
Adab dalam Islam mencakup bagaimana cara kita berinteraksi, termasuk dalam menyampaikan doa. Ucapan ini harus disampaikan dengan tulus, bukan sekadar menggugurkan kewajiban.
Ketika seseorang mendoakan kita dengan 'Barakallah fii umrik', kita wajib membalasnya dengan doa yang setara atau lebih baik. Jawaban yang paling baku dan dianjurkan adalah membalas doa keberkahan tersebut kembali kepada orang yang mendoakan.
Pria (kepada pria yang mendoakannya):
وَعَلَيْكُمْ بَارَكَ اللّٰهُ (Wa 'alaikum barakallah) – "Dan atasmu pula barakallah (berkah Allah)."Wanita (kepada wanita yang mendoakannya):
وَفِيكَ بَارَكَ اللّٰهُ (Wa fiiki barakallah) – "Dan pada dirimu pula barakallah."Alternatif Umum (paling sering digunakan):
جَزَاكُمُ اللّٰهُ خَيْرًا (Jazakumullahu khairan) – "Semoga Allah membalasmu dengan kebaikan."Dengan menjawab menggunakan 'Wa fiika/i barakallah' atau 'Jazakallahu khairan', kita telah memenuhi tuntutan syariat untuk membalas kebaikan, sekaligus memastikan bahwa keberkahan itu juga kembali kepada pengucap.
Bagian ini menyajikan berbagai contoh penulisan ucapan "Barakallah fii umrik" yang disesuaikan berdasarkan konteks hubungan, tujuan, dan media penyampaian (tulisan formal, media sosial, pesan singkat). Untuk mencapai kekayaan konten yang mendalam, setiap contoh akan diikuti dengan analisis mendalam mengenai pesan spiritual yang ingin disampaikan.
Ucapan kepada keluarga inti harus mengandung kehangatan dan doa spesifik yang berkaitan dengan peran mereka dalam hidup kita. Doa untuk orang tua, misalnya, harus fokus pada kesehatan, panjang umur dalam ketaatan, dan ampunan dosa.
Hubungan suami istri adalah fondasi keberkahan. Ucapan di sini harus menekankan harmoni, ketaatan bersama, dan kekekalan cinta hingga Jannah (Surga).
“Untukmu, belahan jiwa dan penyempurna agamaku. Barakallah fii umrik, Sayangku. Semoga Allah senantiasa melimpahkan keberkahan pada setiap helaan napasmu, menjauhkan kita dari segala fitnah, dan menjadikan sisa umur kita penuh dengan ibadah yang Engkau cintai. Semoga kita menua bersama dalam ketaatan, hingga kelak bertemu lagi di Firdaus-Nya. Aamiin.”
Analisis Ekspansi: Penggunaan kata "penyempurna agama" (berdasarkan Hadits) memberikan bobot teologis pada ucapan. Fokus doa diarahkan pada *istiqamah* dan *husnul khatimah* (akhir yang baik), menunjukkan bahwa harapan terbesar adalah kebersamaan di akhirat, bukan hanya kebahagiaan duniawi. Ini adalah doa yang jauh melampaui ucapan selamat ulang tahun biasa, menjadikannya refleksi spiritual tentang perjalanan hidup bersama.
“Barakallah fii umrik, suamiku/istriku. Terima kasih telah menjadi imam/makmum terbaik. Semoga Allah menambah keberkahan rezeki dan menjadikan umurmu panjang dalam ketaatan. Wa fiika barakallah.”
Analisis Ekspansi: Ini adalah contoh efisien yang cocok untuk media komunikasi cepat, namun tetap menyelipkan doa-doa kunci: keberkahan rezeki (harta dan kesehatan) dan ketaatan. Penutup "Wa fiika barakallah" menunjukkan kesadaran adab untuk memohon keberkahan yang sama bagi diri sendiri dan keluarga.
Doa untuk orang tua harus mengandung permohonan ampunan, kesehatan prima, dan balasan terbaik atas jasa-jasa mereka.
“Ya Allah, di hari bertambahnya usia Ayah/Ibu, kami memohon, Barakallah fii umrik. Anugerahkanlah kepada beliau kesehatan yang sempurna, mudahkanlah segala urusan dunia dan akhiratnya, dan jadikanlah setiap langkah kakinya menjadi saksi amal saleh di hari kiamat. Ya Rabb, ampunilah dosa-dosa kami berdua, dan balaslah kebaikan mereka dengan Surga Firdaus tanpa hisab. Semoga sisa umur Ayah/Ibu selalu dalam lindungan dan keberkahan-Mu.”
Analisis Ekspansi: Ucapan ini adalah doa yang tersusun rapi. Ia dimulai dengan pengakuan terhadap Allah, kemudian secara spesifik mendoakan orang tua (kesehatan, kemudahan, pengampunan). Bagian yang mendalam adalah permohonan agar langkah kaki menjadi "saksi amal saleh," yang mencerminkan pemahaman bahwa nilai usia terletak pada akumulasi kebaikan, bukan pada jumlah tahun. Ini menekankan kewajiban anak untuk mendoakan orang tua secara terus-menerus.
Doa untuk anak harus fokus pada pertumbuhan akhlak yang mulia, kecerdasan dalam agama, dan perlindungan dari godaan dunia.
“Barakallahu fii umrika, Anakku tersayang (Sebut nama). Hari ini adalah pengingat bahwa jatah hidupmu berkurang satu tahun, maka jadikanlah ia momentum untuk semakin dekat dengan Al-Qur'an. Semoga Allah memberkahi akalmu dengan ilmu yang bermanfaat, hatimu dengan keimanan yang kokoh, dan lisanmu dengan kata-kata yang baik. Tumbuhlah menjadi mujahid/mujahidah yang membanggakan Rasulullah, dan kelak menjadi cahaya bagi keluarga kita. Aamiin ya Rabbal Alamin.”
Analisis Ekspansi: Ucapan ini mengandung edukasi, mengingatkan anak bahwa usia yang bertambah berarti tanggung jawab di akhirat semakin besar ("jatah hidupmu berkurang"). Fokus doa pada tiga aspek penting: Akal (ilmu), Hati (iman), dan Lisan (akhlak), yang mencakup seluruh aspek pertumbuhan Muslim yang ideal. Doa agar menjadi "mujahid" atau "cahaya" memberikan visi dan tujuan hidup yang mulia.
Hubungan persahabatan dan profesional memerlukan doa yang berfokus pada kesuksesan bersama, keteguhan iman, dan ikatan silaturahmi yang terjaga.
“Akhy/Ukhty fillah, Barakallah fii umrik! Semoga Allah memberkahi segala usahamu, melancarkan rezekimu, dan yang paling utama, semoga Allah menjaga hidayah yang telah ada di hatimu. Terima kasih telah menjadi sahabat yang selalu mengingatkan pada kebaikan. Semoga tali persaudaraan kita ini tidak hanya putus di dunia, tapi terus bersambung hingga kita bisa saling mencari dan menolong di Padang Mahsyar. Sukses dunia akhirat, Bro/Sis!”
Analisis Ekspansi: Ucapan ini menggunakan istilah Islam ("Akhy/Ukhty fillah" - Saudaraku karena Allah), yang memperkuat landasan persahabatan. Puncak dari doa ini adalah harapan untuk "saling mencari dan menolong di Padang Mahsyar," sebuah konsep Islami yang menunjukkan bahwa persahabatan sejati adalah yang mengantarkan pada kebaikan abadi, bukan hanya kesenangan sementara. Ini adalah contoh doa yang mengutamakan nilai spiritual di atas segalanya.
“Bapak/Ibu [Nama], Barakallah fii umrik. Kami mendoakan semoga Allah memberikan kesehatan prima dan keberkahan pada setiap keputusan yang Bapak/Ibu ambil. Semoga Allah memudahkan dalam mengemban amanah, menjadikan setiap pekerjaan sebagai ladang pahala, dan melimpahkan keberkahan dalam keluarga. Jazakumullahu khairan.”
Analisis Ekspansi: Dalam konteks profesional, doa harus relevan dengan peran mereka. Doa ini fokus pada "amanah" (tanggung jawab) dan "keputusan" (kebijaksanaan), serta mendoakan agar pekerjaan di kantor tidak hanya bernilai materi tetapi juga bernilai pahala. Ucapan ini sangat menghormati posisi tanpa mengurangi nilai-nilai keislaman.
Ucapan 'Barakallah' tidak terbatas pada ulang tahun. Ia adalah doa serbaguna yang sangat tepat digunakan untuk berbagai pencapaian atau titik balik kehidupan, seperti pernikahan, wisuda, atau pindah rumah.
Mengganti ucapan tradisional dengan doa ini lebih syar’i dan bermakna.
“Barakallahulaka (untuk laki-laki) / Barakallahulaki (untuk perempuan) atas kehadiran putra/putri Anda. Semoga Allah memberkahi kelahirannya dan menjadikannya anak yang saleh/salehah, penyejuk mata bagi kedua orang tuanya, dan aset investasi akhirat. Doa kami menyertai pertumbuhannya.”
Analisis Ekspansi: Doa pernikahan dan kelahiran yang sahih dalam Islam menggunakan format 'Barakallahulaka' (Semoga Allah memberkahimu atas karunia ini). Fokusnya adalah memohon agar anak tersebut menjadi 'penyejuk mata' (*qurratu a’yun*), istilah Al-Qur’an yang merujuk pada anak yang taat dan membawa ketenangan hati bagi orang tua. Ini menekankan pentingnya kualitas keimanan anak di atas segala atribut duniawi lainnya.
“Alhamdulillah, Barakallah fii ilmika/ilmiki (keberkahan dalam ilmumu). Setelah perjuangan panjang, semoga ilmu yang telah kau raih menjadi hujjah (argumen) yang membelamu di akhirat, bukan yang memberatkan. Gunakan ilmu itu untuk meninggikan kalimat Allah. Teruslah berjuang dan semoga Allah memberkahimu dalam profesimu yang baru. Wa fiika barakallah.”
Analisis Ekspansi: Doa ini bergeser dari umur menjadi 'ilmu' (Barakallah fii ilmika). Poin pentingnya adalah memohon agar ilmu tersebut menjadi 'hujjah' yang membela, mencerminkan Hadits Nabi yang menyatakan bahwa ilmu yang tidak diamalkan akan menjadi musuh pemiliknya di hari kiamat. Ini adalah doa yang mengubah kesuksesan dunia menjadi investasi akhirat.
Karena konsep umur dalam Islam identik dengan jatah hidup yang terus berkurang, doa terbaik seringkali adalah permintaan agar sisa hidup diisi dengan amal saleh dan diakhiri dengan husnul khatimah.
“Barakallah fii umrik. Ya Allah, jangan Engkau biarkan kami terlena oleh dunia. Jadikanlah setiap tarikan nafas dan detak jantung saudaraku ini sebagai pemberat timbangan amal kebaikannya. Jika usianya telah mencapai akhir, matikanlah ia dalam keadaan terbaik yang Engkau ridhai. Semoga sisa umur ini menjauhkanmu dari kemaksiatan dan mendekatkanmu pada setiap pintu Surga. Jazakumullahu khairan.”
Analisis Ekspansi: Ini adalah contoh doa yang paling matang secara spiritual. Ia secara eksplisit meminta perlindungan dari *lengah terhadap dunia* dan fokus pada *husnul khatimah*. Permohonan agar setiap detik menjadi "pemberat timbangan amal" mencerminkan esensi dari keberkahan usia: kualitas hidup yang bermanfaat, bukan sekadar durasi yang panjang.
Selain "Barakallah fii umrik," ada beberapa frasa lain yang memiliki makna serupa atau melengkapi doa keberkahan, yang penting untuk diketahui agar komunikasi doa kita semakin kaya.
Ini adalah doa standar yang diajarkan Rasulullah SAW untuk pasangan yang baru menikah.
Transliterasi: Barakallahu lakuma wa baraka 'alaikuma wa jama'a bainakuma fii khair.
Arti: "Semoga Allah memberkahi kalian berdua, dan semoga Allah menetapkan keberkahan atas kalian, dan mengumpulkan kalian berdua dalam kebaikan."
Analisis Ekspansi: Doa ini mencakup tiga aspek keberkahan: keberkahan pada individu (lakuma), keberkahan yang menetap (alaikuma), dan penyatuan dalam kebaikan. Penggunaan doa ini pada momen ulang tahun pernikahan adalah sangat tepat karena ia mendoakan keberkahan pada perjalanan hidup bersama.
'Tabarakallah' bukanlah doa yang ditujukan kepada orang lain, melainkan ungkapan kekaguman atas ciptaan atau karunia Allah. Frasa ini sering digunakan saat melihat hal yang indah, seperti pemandangan alam, kecerdasan seseorang, atau anak yang lucu.
Penting: Ketika melihat hal yang menakjubkan pada diri seseorang (misalnya, keberkahan yang ia dapatkan), dianjurkan mengucapkan 'Tabarakallah' agar terhindar dari penyakit mata (ain), sekaligus mengakui bahwa semua keindahan berasal dari Allah SWT.
Kata 'Mabruk' (مَبْرُوك) juga berarti "diberkahi" atau "selamat." Secara linguistik, ‘Mabruk’ merupakan Ism Maf'ul (kata benda yang dikenai tindakan) dari akar kata yang sama dengan Barakallah.
Bagaimana Barakah bermanifestasi nyata dalam usia seseorang? Untuk memahami sepenuhnya "Barakallah fii umrik," kita harus menelaah bagaimana keberkahan ini bekerja dalam dimensi waktu dan amal.
Usia yang berkah bukanlah usia yang paling panjang (misalnya, hidup sampai 100 tahun), tetapi usia yang di dalamnya terdapat amal saleh yang konsisten dan berdampak. Seorang ulama yang hidup 40 tahun, namun mewariskan ilmu yang bermanfaat bagi ribuan orang, memiliki umur yang jauh lebih berkah dibandingkan seseorang yang hidup 90 tahun namun melalaikan ibadah.
Ini sesuai dengan konsep Sadqa Jariyah (amal jariyah), di mana pahala terus mengalir meskipun orang tersebut telah meninggal. Mendoakan "Barakallah fii umrik" adalah mendoakan agar Allah menjadikan hidupnya sebagai sumber amal jariyah.
Barakah dalam umur juga berarti Allah menolong seseorang untuk efisien menggunakan waktu. Orang yang umurnya berkah adalah orang yang dalam sehari mampu melakukan ibadah, bekerja, berinteraksi sosial, dan istirahat tanpa merasa tertekan atau kekurangan waktu. Waktu 24 jam yang ia miliki seolah-olah bernilai lebih dari 24 jam orang lain.
Keberkahan (Barakah) adalah ketika sedikit (waktu/harta) dapat menghasilkan manfaat yang banyak dan bertahan lama.
Salah satu manifestasi tertinggi dari Barakah fii Umrik adalah perlindungan Allah dari penyakit-penyakit hati yang menghabiskan waktu sia-sia, seperti iri hati, dengki, ghibah (gosip), atau terlalu tenggelam dalam kesenangan duniawi yang melalaikan. Dengan umur yang berkah, seseorang akan selalu disibukkan dengan hal-hal yang meningkatkan derajatnya di sisi Allah.
Dalam era digital, ucapan doa sering disampaikan melalui pesan teks, media sosial, atau kartu ucapan digital. Penting untuk menjaga format tulisan agar tetap mudah dibaca dan tidak menghilangkan makna aslinya.
Ada beberapa variasi transliterasi, namun yang paling umum dan akurat adalah:
Saat menggunakan tulisan Latin, hindari penyingkatan yang terlalu ekstrem (misalnya BFL) karena dapat mengurangi rasa hormat terhadap doa yang disampaikan.
Saat menulis di media sosial, kita boleh menambahkan emoji yang melambangkan doa dan ketulusan, seperti 🙏 (tangan berdoa), 🌟 (bintang/cahaya), atau 🕋 (Ka’bah, melambangkan tujuan akhir). Namun, pastikan emoji tersebut tidak menutupi pesan inti doa.
“Masya Allah, Barakallah fii umrik, Sahabatku [Tag Nama]! 🎂💖 Semoga sisa usiamu dipenuhi dengan kemudahan rezeki, ketenangan hati, dan selalu dalam lindungan Allah SWT. Jangan pernah lelah berbuat baik, karena setiap amalmu adalah investasi Surga. Semoga tahun ini lebih berkah dari tahun sebelumnya. Aamiin ya Rabbal Alamin. ✨”
Doa "Barakallah fii umrik" dapat disempurnakan dengan mengintegrasikan doa-doa lain yang memiliki landasan syar'i kuat. Ini memperkaya pesan yang kita sampaikan.
“Barakallah fii umrik, Saudaraku. Semoga Allah memberimu kehidupan yang penuh berkah dan menghiasi hari-harimu dengan ketaatan. Dan kami senantiasa mendoakanmu dengan doa: رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ (Rabbana atina fid dunya hasanah, wa fil akhirati hasanah, wa qina adzabannar) – Semoga Allah memberimu kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat, serta melindungi dari siksa api neraka. Aamiin.”
Analisis Ekspansi: Penggabungan ini sangat kuat. Ketika kita mendoakan kebaikan di dunia, kita berharap keberkahan usia membantu mencapai kesuksesan duniawi yang halal. Ketika mendoakan kebaikan di akhirat, kita memohon agar keberkahan usia tersebut menjadi jalan menuju Surga, memastikan bahwa doa kita mencakup perspektif jangka panjang (abadi).
Istiqamah (konsisten dalam ketaatan) adalah tantangan terbesar bagi setiap Muslim seiring bertambahnya usia. Doa ini sangat vital.
“Ya Allah, Barakallah fii umrik untuknya. Wahai Dzat yang membolak-balikkan hati, tetapkanlah hati saudaraku ini di atas agama-Mu. Semoga Allah memberikanmu kekuatan untuk istiqamah dalam ibadah, menjauhkan dari godaan yang melemahkan iman, dan selalu menjadi hamba yang bersyukur. Wa fiika barakallah.”
Analisis Ekspansi: Doa ini mencerminkan Hadits Nabi yang meminta keteguhan hati. Mendoakan istiqamah adalah mendoakan ketahanan spiritual seumur hidup, yang merupakan esensi dari keberkahan dalam usia. Usia yang berkah adalah usia yang tidak pernah berpaling dari jalan Allah, apapun ujian yang menimpa.
Meskipun frasa ini populer, ada beberapa kesalahpahaman dalam penggunaannya di masyarakat.
Banyak orang menggunakan frasa ini sekadar mengganti kata 'Happy Birthday' tanpa memahami substansinya. Ucapan "Barakallah fii umrik" adalah doa, bukan hanya ucapan selamat. Fokusnya harus dialihkan dari 'perayaan' menjadi 'refleksi' atas berkurangnya jatah hidup dan peningkatan amal.
Kesalahan umum adalah menjawab "Sama-sama" atau "Terima kasih" saja. Walaupun sah-sah saja, ini tidak memenuhi adab Islam yang menganjurkan pembalasan doa dengan doa. Jawaban yang paling sempurna, seperti yang dijelaskan di awal, adalah mengembalikan keberkahan tersebut kepada pengucap: "Wa fiika/i barakallah" atau "Jazakallahu khairan."
Doa yang diucapkan dengan lisan namun tidak disertai niat tulus (dari hati) cenderung kehilangan kekuatannya. Seseorang harus mengingat bahwa ia sedang memohon kepada Allah, bukan sekadar mengucapkan sebuah kalimat bahasa Arab. Kualitas niat menentukan kualitas doa.
“Barakallah fii umrik” lebih dari sekadar kumpulan kata. Ia adalah sebuah ajakan untuk merenungkan hakikat kehidupan, sebuah harapan tulus agar Allah menambatkan kualitas Ilahi pada jatah waktu yang kita miliki di dunia. Dengan memahami dan menggunakan contoh-contoh tulisan di atas, kita tidak hanya memperindah interaksi sosial, tetapi juga memastikan bahwa setiap ucapan yang keluar dari lisan kita bernilai pahala dan membawa manfaat sejati.
Semoga Allah senantiasa memberkahi usia kita semua, menjadikan kita hamba-hamba yang senantiasa bersyukur, istiqamah dalam ketaatan, dan diakhiri dengan husnul khatimah. Barakallahu fiikum jamii’an (Semoga Allah memberkahi kalian semua).