Contoh Analisis Segmentasi, Targeting, dan Positioning (STP)
Dalam dunia bisnis yang dinamis, strategi pemasaran yang efektif adalah kunci untuk mencapai kesuksesan. Salah satu kerangka kerja yang paling fundamental dan kuat dalam pemasaran adalah Analisis Segmentasi, Targeting, dan Positioning (STP). STP membantu perusahaan memahami pasar mereka secara mendalam, mengidentifikasi kelompok pelanggan yang paling berharga, dan membangun citra merek yang kuat di benak target pasar tersebut.
Apa itu Segmentasi, Targeting, dan Positioning?
Sebelum kita masuk ke contoh, mari kita pahami ketiga komponen STP:
Segmentasi (Segmentation): Proses membagi pasar yang luas dan heterogen menjadi kelompok-kelompok yang lebih kecil dan homogen, yang memiliki kebutuhan, karakteristik, atau perilaku yang serupa. Segmentasi memungkinkan perusahaan untuk lebih fokus dan melayani pelanggan dengan lebih baik.
Targeting: Proses memilih satu atau lebih segmen pasar yang telah diidentifikasi untuk dimasuki oleh perusahaan. Perusahaan akan mengarahkan upaya pemasaran dan sumber dayanya kepada segmen-segmen ini.
Positioning: Upaya untuk menciptakan citra atau identitas merek yang jelas, berbeda, dan diinginkan di benak target konsumen dibandingkan dengan pesaing. Positioning adalah tentang bagaimana produk atau layanan Anda dipersepsikan oleh pelanggan.
Contoh Analisis STP: Sebuah Kafe Kopi Lokal
Mari kita ambil contoh sebuah kafe kopi independen yang baru saja dibuka di sebuah kota.
1. Segmentasi Pasar
Pemilik kafe menyadari bahwa pasar kopi di kota ini sangat beragam. Mereka memutuskan untuk melakukan segmentasi berdasarkan beberapa kriteria:
Demografis:
Mahasiswa & Milenial: Usia 18-35 tahun, mencari tempat nyaman untuk belajar/bekerja, butuh Wi-Fi gratis, harga terjangkau, dan suasana santai.
Profesional Muda: Usia 25-45 tahun, sibuk, mencari kopi berkualitas tinggi untuk menemani istirahat atau pertemuan singkat, menghargai efisiensi pelayanan dan suasana yang sedikit lebih formal namun tetap modern.
Keluarga Muda: Memiliki anak, mencari tempat yang ramah anak, dengan pilihan minuman dan makanan ringan yang cocok untuk semua anggota keluarga, serta area bermain kecil.
Pecinta Kopi "Aficionado": Usia berapapun, sangat peduli dengan asal biji kopi, metode penyeduhan, dan cita rasa unik. Mereka mencari pengalaman kopi premium.
Geografis: Penduduk lokal di sekitar kafe, pekerja di perkantoran terdekat, mahasiswa dari kampus yang tidak jauh.
Psikografis: Orang yang menghargai kualitas, mencari pengalaman sosial, mendukung bisnis lokal, peduli lingkungan (jika kafe menerapkan praktik berkelanjutan).
Perilaku: Pembeli loyal, pembeli sesekali, pengguna aplikasi pemesanan online, pelanggan yang mencari diskon.
Setelah menganalisis, kafe mengidentifikasi beberapa segmen utama yang paling potensial: Mahasiswa & Milenial, Profesional Muda, dan Pecinta Kopi "Aficionado".
2. Targeting Pasar
Setelah mengidentifikasi segmen-segmen tersebut, kafe perlu memutuskan segmen mana yang akan menjadi fokus utama mereka. Berdasarkan sumber daya yang dimiliki dan analisis persaingan, kafe memutuskan untuk menargetkan:
Target Utama: Mahasiswa & Milenial. Segmen ini dinilai memiliki frekuensi kunjungan yang tinggi, kebutuhan yang sesuai dengan penawaran awal kafe (tempat nyaman, Wi-Fi), dan potensi untuk menjadi pelanggan setia jika suasana dan harga tepat.
Target Sekunder: Profesional Muda. Kafe akan berusaha menarik segmen ini dengan menawarkan kopi berkualitas premium dan pelayanan yang efisien di jam-jam tertentu (misalnya pagi hari atau jam makan siang).
Segmen Keluarga Muda dan Pecinta Kopi "Aficionado" mungkin akan dilayani di kemudian hari atau melalui strategi yang lebih spesifik jika sumber daya memungkinkan.
3. Positioning Produk (Kafe)
Sekarang, kafe perlu menentukan bagaimana mereka ingin dikenal oleh target pasar mereka. Untuk segmen Mahasiswa & Milenial, kafe ingin memposisikan dirinya sebagai:
"Tempat nongkrong paling cozy dan instagrammable di kota, dengan kopi enak, Wi-Fi kencang, dan harga ramah kantong, sempurna untuk belajar, bekerja, atau sekadar bersantai bersama teman."
Untuk menarik Profesional Muda sebagai target sekunder, pesan posisinya mungkin sedikit berbeda, menekankan pada:
"Kafe pilihan untuk menikmati secangkir kopi spesial yang dibuat dengan presisi, di tengah suasana yang energik namun tetap kondusif untuk beristirahat sejenak dari kesibukan Anda."
Upaya positioning ini akan tercermin dalam semua aspek pemasaran kafe:
Desain Interior: Nyaman, modern, dengan banyak spot menarik untuk berfoto.
Menu: Pilihan kopi bervariasi, makanan ringan yang disukai anak muda, serta beberapa pilihan premium untuk profesional. Harga yang kompetitif untuk segmen utama.
Komunikasi Pemasaran: Konten media sosial yang menarik, visual yang estetis, fokus pada "pengalaman" berkunjung ke kafe.
Dengan melakukan analisis STP yang cermat, kafe kopi lokal ini dapat mengarahkan sumber dayanya secara lebih efisien, menciptakan penawaran yang lebih relevan bagi pelanggannya, dan membangun keunggulan kompetitif yang kuat di pasar. Pemahaman yang mendalam tentang siapa pelanggan mereka, apa yang mereka inginkan, dan bagaimana pesaing memosisikan diri adalah fondasi dari setiap strategi pemasaran yang sukses.