Menjelang akhir kehamilan, tubuh ibu akan mengalami banyak perubahan. Salah satunya adalah kemungkinan keluarnya cairan dari vagina yang dikenal sebagai air ketuban rembes. Mengenali tanda-tanda air ketuban yang rembes sangat penting demi keselamatan ibu dan bayi. Keliru menganggapnya sebagai keputihan atau inkontinensia urin bisa berakibat fatal. Artikel ini akan memandu Anda memahami cara mengetahui apakah cairan yang keluar adalah air ketuban rembes.
Apa Itu Air Ketuban?
Air ketuban, atau cairan amnion, adalah cairan pelindung yang mengelilingi janin di dalam rahim. Cairan ini memiliki banyak fungsi vital, di antaranya:
Melindungi janin dari benturan atau guncangan.
Membantu menjaga suhu rahim tetap stabil.
Memungkinkan janin bergerak bebas, yang penting untuk perkembangan otot dan tulangnya.
Mencegah tali pusat tertekan, sehingga suplai oksigen dan nutrisi tetap lancar.
Menjaga kelembaban paru-paru janin.
Jumlah air ketuban akan terus bertambah seiring perkembangan janin dan biasanya akan pecah saat persalinan dimulai (ketuban pecah dini atau ketuban pecah normal). Namun, terkadang air ketuban bisa merembes keluar sedikit demi sedikit sebelum waktunya.
Perbedaan Air Ketuban dengan Cairan Vagina Lainnya
Penting bagi ibu hamil untuk dapat membedakan antara air ketuban yang rembes dengan cairan vagina lainnya seperti keputihan atau urin. Berikut adalah beberapa ciri khas air ketuban rembes:
Warna: Air ketuban yang normal biasanya bening atau sedikit keruh, mirip air biasa. Terkadang bisa berwarna keputihan karena bercampur verniks (lapisan lemak pelindung janin) atau sedikit bercak darah jika sudah mendekati persalinan. Namun, jika berwarna hijau, coklat, atau kehitaman, ini bisa menandakan adanya masalah pada janin (misalnya, janin mengalami stres atau feses sudah keluar).
Bau: Air ketuban umumnya tidak berbau menyengat seperti urin. Baunya lebih mirip cairan vagina biasa atau tidak berbau sama sekali.
Konsistensi: Air ketuban memiliki konsistensi yang lebih encer dan licin dibandingkan keputihan yang cenderung lebih kental.
Jumlah: Air ketuban yang rembes mungkin tidak sebanyak saat ketuban pecah normal (seperti "banjir"), tetapi cenderung keluar terus-menerus dalam jumlah kecil.
Sensasi: Anda mungkin merasakan sensasi basah yang konstan dan sulit dikontrol, berbeda dengan buang air kecil yang bisa ditahan.
Perhatian: Jika Anda ragu atau menemukan cairan yang berubah warna menjadi hijau, coklat, atau kehitaman, segera hubungi dokter atau bidan Anda.
Cara Mengetahui Air Ketuban Rembes
Berikut adalah langkah-langkah dan tips untuk membantu Anda mengetahui apakah cairan yang keluar adalah air ketuban rembes:
Gunakan Pembalut atau Pantyliner: Gunakan pembalut biasa atau pantyliner yang bersih. Perhatikan perubahan pada pembalut tersebut. Air ketuban yang rembes akan terus membasahi pembalut, sedangkan urin biasanya hanya keluar sesaat.
Perhatikan Warna dan Bau: Amati warna dan bau cairan yang tertampung di pembalut. Jika bening atau keputihan pucat dan tidak berbau menyengat, kemungkinan besar itu adalah air ketuban.
Uji Lakmus (Amnio Test): Di apotek atau klinik kebidanan, tersedia alat tes untuk mendeteksi kebocoran air ketuban. Alat ini biasanya berupa strip atau tisu yang dimasukkan ke dalam vagina, lalu warnanya akan berubah jika mendeteksi cairan ketuban. Ini adalah metode yang paling akurat untuk memastikan.
Tes Ph: Air ketuban memiliki pH yang lebih basa (sekitar 7.0-7.5) dibandingkan urin (pH 4.5-6.5) atau keputihan normal. Dokter atau bidan dapat melakukan tes pH untuk membedakannya.
Observasi Kelembaban Konstan: Jika Anda terus-menerus merasa basah dan tidak bisa mengontrol keluarnya cairan, ini bisa menjadi indikasi kuat air ketuban rembes.
Kapan Harus Segera ke Dokter?
Beberapa kondisi mengharuskan Anda segera menghubungi dokter atau bidan, yaitu:
Anda menduga telah terjadi rembesan air ketuban, terutama jika usia kehamilan belum cukup bulan.
Cairan yang keluar berwarna hijau, coklat, atau kehitaman.
Disertai dengan nyeri perut yang tidak biasa, kram, atau tanda-tanda persalinan lainnya sebelum waktunya.
Anda mengalami demam, menggigil, atau bau tidak sedap dari cairan vagina.
Mengetahui tanda-tanda air ketuban rembes adalah bagian penting dari pemantauan kehamilan. Jangan ragu untuk berkonsultasi dengan tenaga medis profesional jika Anda memiliki kekhawatiran sekecil apa pun. Kesehatan Anda dan bayi adalah prioritas utama.
Punya pertanyaan atau kekhawatiran seputar kehamilan?