Ilustrasi: Kantung ketuban dengan janin dan cairan di dalamnya.
Air ketuban adalah cairan bening yang mengelilingi janin di dalam rahim selama kehamilan. Cairan ini memiliki peran yang sangat vital, mulai dari melindungi janin dari benturan, menjaga suhu rahim tetap stabil, membantu perkembangan paru-paru dan pencernaan janin, hingga mencegah tali pusat terjepit. Oleh karena itu, jumlah air ketuban yang normal sangat penting untuk kesehatan kehamilan.
Namun, terkadang bisa terjadi ketidakseimbangan jumlah air ketuban, baik itu terlalu banyak (polihidramnion) atau terlalu sedikit (oligohidramnion). Kedua kondisi ini memerlukan perhatian medis segera karena dapat menimbulkan risiko bagi ibu dan bayi.
Memantau jumlah air ketuban adalah bagian penting dari perawatan prenatal. Perubahan pada volume air ketuban dapat menjadi indikasi adanya masalah kesehatan pada ibu maupun janin. Misalnya, diabetes gestasional pada ibu terkadang dikaitkan dengan polihidramnion, sementara kelainan pada ginjal atau saluran kemih janin bisa menyebabkan oligohidramnion.
Oleh karena itu, penting bagi ibu hamil untuk memahami tanda-tanda dan cara mengetahui apakah jumlah air ketuban mereka normal, banyak, atau sedikit. Meskipun diagnosis pasti hanya bisa dilakukan oleh tenaga medis, ada beberapa hal yang bisa diperhatikan.
Polihidramnion adalah kondisi di mana volume air ketuban melebihi batas normal. Biasanya, jumlah air ketuban akan mencapai puncaknya di akhir trimester ketiga kehamilan. Gejala yang mungkin dirasakan oleh ibu hamil meliputi:
Jika Anda mengalami gejala-gejala ini, segera konsultasikan dengan dokter atau bidan Anda. Mereka akan melakukan pemeriksaan fisik dan mungkin USG untuk mengukur indeks cairan amnion (AFI - Amniotic Fluid Index) atau kedalaman kantung vertikal tunggal (SVP - Single Deepest Vertical Pocket).
Oligohidramnion adalah kondisi kebalikan dari polihidramnion, di mana volume air ketuban lebih sedikit dari yang seharusnya. Kondisi ini bisa lebih sulit dikenali gejalanya oleh ibu hamil, namun beberapa tanda yang perlu diwaspadai adalah:
Oligohidramnion bisa menjadi indikasi adanya masalah pada plasenta, ginjal janin yang tidak berfungsi dengan baik, atau kebocoran ketuban. Diagnosis dini sangat penting untuk mencegah komplikasi seperti pertumbuhan janin terhambat, kompresi tali pusat, atau kesulitan pernapasan saat lahir.
Cara paling akurat untuk mengetahui jumlah air ketuban adalah melalui pemeriksaan medis oleh tenaga profesional.
1. Ultrasonografi (USG): Ini adalah metode utama. Dokter akan mengukur volume cairan ketuban menggunakan dua metode umum:
USG biasanya dilakukan secara rutin selama kehamilan, terutama pada trimester akhir, untuk memantau kondisi janin dan air ketuban.
2. Tes Kertas Lakmus (untuk mendeteksi kebocoran ketuban): Jika ada kecurigaan pecah ketuban, dokter dapat menggunakan kertas lakmus. Cairan ketuban bersifat basa, sehingga akan mengubah warna kertas lakmus.
Jika Anda memiliki kekhawatiran tentang jumlah air ketuban Anda, jangan ragu untuk mendiskusikannya dengan dokter atau bidan Anda. Mereka adalah sumber informasi terbaik dan dapat melakukan pemeriksaan yang diperlukan. Jangan mencoba mendiagnosis diri sendiri atau mengandalkan informasi yang tidak akurat.
Perawatan untuk kelainan jumlah air ketuban akan sangat bergantung pada penyebabnya dan usia kehamilan. Dalam beberapa kasus, pemantauan ketat mungkin sudah cukup, sementara pada kasus lain mungkin diperlukan intervensi medis. Yang terpenting adalah menjaga komunikasi yang baik dengan tim medis Anda selama masa kehamilan.