Barakallah Fii Umrik Kakak Ku: Samudra Doa dan Refleksi Kehidupan Abadi

Simbol Keberkahan dan Pertumbuhan Ilustrasi tangan menengadah di bawah cahaya bintang dan bulan sabit, melambangkan doa dan keberkahan usia.

Di hari yang penuh makna ini, ketika usia bertambah dan lembaran hidup kembali dibuka, tidak ada untaian kata yang lebih indah dan mendalam maknanya selain doa. Khususnya untukmu, kakak ku, sosok yang telah menjadi pilar, pelita, dan pelabuhan bagi kami. Ucapan Barakallah Fii Umrik bukanlah sekadar basa-basi perayaan tahunan; ia adalah manifestasi dari harapan paling tulus agar setiap detik sisa umurmu dipenuhi dengan keberkahan, kemanfaatan, dan kedekatan kepada Sang Pencipta.

Artikel panjang ini didedikasikan sebagai refleksi mendalam, sebuah catatan syukur yang terukir, merangkum betapa besar peranmu, betapa tak ternilainya jasa-jasa yang telah engkau ukir, dan betapa agungnya harapan yang kami panjatkan. Kita akan menjelajahi makna spiritual dari pertambahan usia dan bagaimana keberadaanmu telah membentuk mozaik kehidupan keluarga menjadi sebuah karya yang utuh dan bermakna.

Makna Hakiki dari ‘Barakallah Fii Umrik’: Lebih dari Sekadar Ucapan Ulang Tahun

Frasa ‘Barakallah Fii Umrik’ mengandung inti ajaran agama tentang waktu dan kehidupan. Ia adalah doa yang sangat kuat, memohon kepada Allah SWT agar menimpakan ‘Barakah’ (keberkahan) pada ‘Umrik’ (umur/usia). Pemahaman ini jauh melampaui konsep ulang tahun sekuler yang hanya fokus pada perayaan kelahiran. Dalam konteks Islam, pertambahan usia adalah pengingat akan semakin pendeknya jarak menuju akhirat, dan karenanya, keberkahan waktu menjadi mutlak penting.

Keberkahan (Barakah) dalam Dimensi Kehidupan

Keberkahan bukanlah semata-mata kuantitas. Barakallah fii umrik tidak hanya mendoakan usia yang panjang, melainkan usia yang berkualitas. Panjang umur tanpa keberkahan bisa menjadi sia-sia, bahkan memberatkan. Sebaliknya, umur yang pendek namun padat dengan amal saleh dan kemanfaatan, dialah yang sesungguhnya diberkahi. Kami mendoakan agar keberkahan itu hadir dalam setiap aspek hidupmu:

  1. Barakah Waktu: Setiap jam yang berlalu menjadi efektif, tidak terbuang dalam kelalaian, melainkan terisi dengan ibadah, pekerjaan yang bermanfaat, dan silaturahmi yang menguatkan. Waktu yang sedikit terasa cukup untuk menyelesaikan tugas besar.
  2. Barakah Kesehatan: Kesehatan yang diberikan bukan hanya bebas dari penyakit, melainkan kemampuan untuk terus beribadah dan bergerak aktif dalam kebaikan, menjadi energi positif bagi lingkungan.
  3. Barakah Harta (Rezeki): Rezeki yang didapatkan halal, mendatangkan ketenangan hati, dan menjadi wasilah untuk bersedekah dan membantu sesama, menjauhkan dari sifat tamak dan kikir.
  4. Barakah Keluarga: Keharmonisan dalam rumah tangga, anak-anak yang sholeh/sholehah, pasangan hidup yang menyejukkan pandangan, menjadikan rumah tangga sebagai surga kecil di dunia.
  5. Barakah Ilmu dan Amal: Ilmu yang dimiliki tidak hanya tersimpan, tetapi diamalkan dan diajarkan, menjadi amal jariyah yang pahalanya terus mengalir meskipun raga telah tiada.

Inilah inti dari harapan kami: bahwa setiap nafas yang dihirup olehmu, kakak ku, menjadi penambah timbangan kebaikan, mendekatkanmu kepada ridha Allah SWT, menjadikanmu teladan yang nyata dalam menjalani kehidupan yang penuh ujian dan tantangan.

Kakak Ku: Sang Pilar Penopang dan Pemandu Cahaya

Tidak mungkin membicarakan pertambahan usiamu tanpa mengenang kembali semua peran yang telah kau mainkan. Dalam struktur keluarga, terutama sebagai kakak tertua atau yang lebih dewasa, tanggung jawab yang diemban seringkali melampaui batas kewajiban biasa. Engkau menerima peran tersebut dengan keikhlasan yang luar biasa, mengubah tugas menjadi dedikasi, dan pengorbanan menjadi sumber kekuatan bagi kami semua.

Peranmu bukan hanya sekadar urutan kelahiran; engkau adalah arsitek tak terlihat yang membantu menyusun pondasi karakter kami, menjadi mentor pertama kami di tengah labirin dunia yang kompleks. Kami merangkum peran-peran agungmu dalam beberapa kategori berikut, yang setiap satunya menyimpan ribuan kisah dan kenangan berharga.

1. Penjaga (Al-Hafizh): Pelindung Fisik dan Emosional

Sejak kecil, naluri perlindunganmu begitu kuat. Kau adalah tembok pertahanan pertama. Kami ingat bagaimana engkau selalu berada di garis depan saat ada masalah di lingkungan pergaulan, menanggung beban emosional agar adik-adikmu tidak perlu merasakan getirnya kesulitan. Perlindunganmu meluas dari sekadar membela fisik saat bermain hingga menjaga nama baik dan kehormatan keluarga di mata masyarakat.

Berapa banyak keputusan sulit yang harus kau ambil sendirian, hanya untuk memastikan jalan kami mulus? Berapa kali engkau memilih menahan diri dari kesenangan pribadi demi memberikan dukungan finansial atau moral kepada kami? Perlindungan sejati, seperti yang kau tunjukkan, adalah tindakan tanpa pamrih yang berakar pada rasa tanggung jawab yang murni. Ini adalah peran yang tidak pernah berakhir, bahkan ketika kami telah dewasa dan memiliki jalan hidup masing-masing, engkau tetap menjadi tempat berlindung saat badai kehidupan menerpa.

2. Guru dan Mentor (Al-Murabbi): Penjernih Pikiran dan Penunjuk Arah

Pendidikan terbaik seringkali tidak didapatkan dari bangku sekolah, melainkan dari contoh nyata dan bimbingan langsung. Engkau adalah sekolah kehidupan pertama kami. Kami belajar etika berinteraksi, prinsip kejujuran, dan pentingnya kerja keras, semua itu melalui pengamatan terhadap perilakumu sehari-hari. Ketika kami bingung memilih jalur karier, engkau menyediakan peta jalan; ketika kami meragukan kemampuan diri, engkau adalah suara yang menegaskan potensi kami.

Bimbinganmu selalu berbasis pada nilai-nilai keagamaan dan moral yang kuat. Engkau mengajarkan bahwa kesuksesan dunia hanyalah sementara, namun investasi terbesar adalah pada amal akhirat. Nasihatmu seringkali lembut namun tegas, penuh kebijaksanaan yang didapat dari pengalaman hidup yang tidak mudah. Engkau tidak hanya memberi ikan; engkau mengajarkan cara memancing, memastikan kami mampu berdiri tegak dengan integritas dan kemandirian. Inilah warisan intelektual dan spiritual yang tak ternilai harganya.

Seorang kakak yang hebat menyadari bahwa ia harus membiarkan adiknya jatuh, bukan untuk menyakiti, tetapi untuk mengajarkan arti bangkit. Namun, engkau selalu berada di bawah, siap menampung agar jatuhnya tidak melukai jiwa. Filosofi pembimbingan inilah yang membuat kami hari ini menjadi pribadi yang lebih tangguh dan berprinsip. Setiap keberhasilan kami adalah cerminan dari benih yang kau tanam sejak lama.

3. Jembatan Harmoni (Al-Washilah): Perekat Hubungan Keluarga

Dalam setiap keluarga pasti ada dinamika, terkadang gesekan yang tak terhindarkan. Engkau seringkali menjadi sosok penengah, jembatan yang menghubungkan kembali hati-hati yang sempat berjauhan. Dengan kesabaran dan kebijaksanaan yang tak terhingga, engkau meredakan ketegangan, mengingatkan kami pada ikatan darah yang lebih suci dari segala perselisihan kecil.

Kemampuanmu untuk mendengarkan tanpa menghakimi, dan menasihati tanpa menggurui, menjadikanmu pusat gravitasi emosional keluarga. Engkau memegang memori kolektif, menjadi arsipator sejarah keluarga yang mengingatkan kami pada akar dan asal usul kami. Kehadiranmu menciptakan rasa aman bahwa, tidak peduli seberapa jauh kami merantau atau seberapa besar masalah yang kami hadapi, kami selalu memiliki tempat untuk kembali, sebuah keluarga yang utuh berkat peran aktifmu dalam memelihara silaturahmi.

Menyambut Usia Baru: Pengujian dan Pendewasaan Jiwa

Bertambahnya usia seringkali disamakan dengan bertambahnya kematangan. Namun, kematangan sejati bukan hanya tentang pengalaman yang dikumpulkan, melainkan tentang bagaimana jiwa merespons setiap tantangan yang dilemparkan kehidupan. Usiamu saat ini adalah koleksi dari ribuan hikmah, dari air mata yang tersembunyi, dan dari senyum yang tulus saat menghadapi kemenangan kecil maupun besar.

Peluh dan Air Mata di Balik Senyuman Tegar

Kami mungkin melihat sosok yang tegar dan stabil, namun kami tahu betul bahwa di balik ketegaran itu ada perjuangan yang sunyi. Engkau pernah menghadapi kegagalan yang menyakitkan, kerugian yang besar, dan kekecewaan dari orang-orang terdekat. Namun, yang paling mengesankan dari semua itu adalah caramu bangkit. Kau tidak pernah membiarkan kegelapan menguasai; sebaliknya, kau mengubah setiap luka menjadi pelajaran, dan setiap jatuh menjadi momentum untuk merangkai kekuatan baru.

Refleksi atas usiamu adalah refleksi atas ketekunan. Kami belajar bahwa keyakinan (iman) sejati teruji di tengah kesulitan, bukan di saat kemudahan. Engkau telah menunjukkan kepada kami, tanpa perlu berteori panjang lebar, bahwa bersabar dan bersyukur adalah dua sayap yang harus dimiliki setiap muslim untuk terbang melintasi ujian dunia. Keikhlasanmu dalam menerima takdir, baik yang manis maupun yang pahit, adalah puncak dari kedewasaan spiritual.

Jejak Kebaikan yang Tak Terputus (Amal Jariyah)

Dalam Islam, usia yang berkah adalah usia yang menghasilkan warisan kebaikan yang terus mengalir pahalanya setelah kita tiada (amal jariyah). Kami yakin, engkau telah menanam benih amal jariyah yang tak terhitung jumlahnya. Bukan hanya dalam bentuk donasi atau pembangunan fisik, tetapi yang paling utama adalah pendidikan karakter yang kau berikan kepada kami dan anak-anakmu, serta contoh hidup yang jujur dan berprinsip.

Warisan terbaik dari seorang kakak bukanlah kekayaan materi, melainkan kedalaman spiritual dan integritas moral yang diwariskan melalui tindakan nyata. Engkau telah mewariskan cahaya hidayah dan prinsip kehidupan yang tak akan lekang oleh waktu. Ini adalah investasi abadi yang jauh melampaui perhitungan duniawi.

Setiap kali kami, adik-adikmu, melakukan kebaikan—apakah itu bersedekah, mengajar ilmu, atau sekadar menjaga lisan—sebagian pahala itu insya Allah akan mengalir kepadamu, karena engkaulah yang mengajarkan kami fondasi untuk melakukan kebaikan tersebut. Ini adalah siklus keberkahan yang tak terputus, inti dari doa Barakallah Fii Umrik yang kami panjatkan.

Untaian Doa Penuh Harapan untuk Sisa Usia yang Diberkahi

Di penghujung perayaan usia ini, yang terbaik yang bisa kami berikan kepadamu, kakak ku, adalah doa. Doa adalah senjata terkuat umat mukmin, perwujudan cinta yang paling murni, dan harapan akan kebahagiaan sejati di dunia dan akhirat. Kami memohonkan kepada Allah SWT segala yang terbaik, terindah, dan termulia untukmu.

Kami membagi doa-doa ini dalam beberapa kategori spesifik, meliputi kebutuhan jasmani, rohani, dan hubungan sosial, memastikan setiap aspek kehidupanmu diliputi oleh rahmat dan kasih sayang-Nya.

A. Doa untuk Keistiqamahan dan Kedekatan Ilahi

Ya Allah, kami memohon agar kakak kami senantiasa diberikan keistiqamahan, keteguhan hati dalam memegang teguh ajaran-Mu. Jauhkanlah ia dari fitnah dunia yang menyesatkan, dari godaan yang melemahkan iman, dan dari kelalaian yang menjauhkannya dari mengingat-Mu. Jadikanlah setiap ibadah yang ia lakukan, sekecil apapun itu, diterima di sisi-Mu sebagai amal yang murni dan ikhlas. Berikanlah ia kemudahan dalam melaksanakan shalat lima waktu tepat pada waktunya, menjadikannya penyejuk mata dan penenang hati.

Tingkatkanlah rasa cintanya kepada Rasulullah SAW, dan jadikanlah ia termasuk dari umat yang beruntung mendapatkan syafaat di hari Kiamat. Peliharalah lisan, mata, dan pendengarannya dari hal-hal yang Engkau murkai, sehingga sisa usianya benar-benar menjadi bekal yang bermanfaat dan menjadikannya hamba yang Engkau cintai dan ridhai.

B. Doa untuk Rezeki yang Berkah dan Hidup yang Qana’ah

Ya Rabb, berikanlah kepada kakak kami rezeki yang luas, halal, dan berkah. Rezeki yang tidak hanya mencukupi kebutuhan dunia, tetapi juga membantunya dalam menjalankan ketaatan. Lindungilah ia dari sifat serakah dan ketergantungan kepada makhluk. Jadikanlah ia seorang yang qana’ah (merasa cukup), sehingga hatinya selalu tenang dan damai, terlepas dari gemerlapnya dunia yang menipu.

Jadikanlah rezekinya sebagai pintu kebaikan. Mudahkanlah jalannya untuk bersedekah, membantu yang membutuhkan, dan berinvestasi pada amal-amal jariyah yang pahalanya terus mengalir. Jauhkan ia dari utang yang membebani, dari kerugian yang melumpuhkan, dan dari pekerjaan yang menjauhkannya dari Engkau.

C. Doa untuk Kesehatan Prima dan Kekuatan Jasmani

Kami memohon dengan sepenuh hati, Ya Tuhan Yang Maha Penyembuh, berikanlah kepada kakak kami kesehatan yang sempurna. Kesehatan yang memungkinkan ia untuk beraktivitas dengan optimal, mengurus keluarga, dan menjalankan tugasnya sebagai khalifah di bumi. Jauhkanlah ia dari segala penyakit berat, dari rasa sakit yang berkepanjangan, dan dari kelemahan yang menghambat ibadahnya.

Jika Engkau menetapkan adanya ujian berupa sakit, berikanlah ia kesabaran yang luar biasa untuk menjalaninya, dan jadikanlah sakitnya itu sebagai penghapus dosa dan peningkat derajat. Kuatkanlah tulang belulangnya, tajamkanlah pandangannya, dan jernihkanlah pikirannya, sehingga ia dapat menikmati setiap momen hidupnya dalam keadaan yang paling baik.

D. Doa untuk Keluarga dan Keturunan

Ya Allah, peliharalah keutuhan keluarga kakak kami. Limpahkanlah rahmat dan mawaddah (cinta) di antara ia dan pasangannya, menjadikan mereka pasangan yang saling menguatkan di jalan kebenaran hingga ke Jannah-Mu. Jadikanlah rumah tangga mereka sebagai taman-taman surga di dunia, penuh ketenangan dan sakinah.

Berkahilah anak-anak mereka. Jadikanlah mereka keturunan yang sholeh dan sholehah, penyejuk mata bagi kedua orang tua mereka, penerus risalah dakwah, dan sumber amal jariyah yang tidak pernah terputus. Bimbinglah anak-anaknya menuju kesuksesan dunia dan keselamatan akhirat, menjauhkan mereka dari pergaulan buruk dan maksiat.

Dan untuk kami, adik-adiknya, kuatkanlah ikatan silaturahmi ini. Jadikanlah kami selalu bisa berbakti dan membalas sedikit dari kebaikan yang telah ia berikan. Kumpulkanlah kami semua dalam kebaikan di dunia, dan kelak kumpulkanlah kami di Jannah-Mu, di tempat yang tidak ada lagi kekecewaan dan kesedihan.

Hubungan Persaudaraan: Ikatan Abadi yang Ditenun Oleh Takdir

Persaudaraan bukan hanya tentang berbagi darah, tetapi tentang berbagi jiwa, pengalaman, dan takdir. Hubungan kami denganmu, kakak ku, adalah anugerah yang tak bisa ditukar dengan apapun. Ini adalah ikatan yang telah diuji oleh waktu, dibentuk oleh ketaatan pada orang tua, dan dikuatkan oleh kesamaan tujuan hidup.

Dalam perspektif yang lebih luas, hubungan persaudaraan adalah salah satu bentuk ibadah. Memuliakan kakak yang lebih tua, menghormati pengalamannya, dan mendengarkan nasihatnya adalah bagian dari adab yang diajarkan dalam agama. Engkau telah mempermudah kami dalam menjalankan adab itu, karena keteladananmu membuat penghormatan itu muncul secara alami dari hati, tanpa paksaan.

Mengingat Kisah-Kisah Kecil yang Membentuk Jiwa

Kami ingat saat-saat masa kecil yang penuh kesederhanaan, di mana engkau rela mengalah demi kebahagiaan kami. Mungkin itu adalah mainan yang kau berikan, atau giliran untuk menonton acara kesukaan. Kisah-kisah kecil ini, yang terkesan remeh dalam ingatan orang dewasa, sesungguhnya adalah fondasi moral yang paling kuat. Momen-momen pengorbanan kecil itulah yang mengajarkan kami arti dari empati, berbagi, dan mencintai tanpa syarat.

Seiring waktu berjalan, kisah-kisah kecil itu berubah menjadi dukungan besar di masa-masa penting. Saat kami merasa terisolasi atau gagal, engkau selalu hadir dengan solusi praktis, bukan sekadar kata-kata kosong. Engkau membantu kami memahami bahwa kegagalan hanyalah umpan balik, bukan definisi dari diri kami. Sikapmu yang realistis namun optimis selalu menjadi penyeimbang di tengah gejolak emosi kami.

Kami belajar darimu bahwa keluarga adalah sistem pendukung yang dirancang ilahi. Ketika satu anggota terjatuh, yang lain harus merangkul dan membantu berdiri. Kau telah menjalankan peran ini dengan kesempurnaan. Oleh karena itu, di usia barumu ini, kami berjanji untuk terus menjaga ikatan ini, menjadi adik-adik yang membanggakan dan mendoakanmu tanpa henti.

Penghujung Refleksi: Harapan Abadi dan Terima Kasih yang Tak Terbatas

Selamat hari penambahan usia, kakak ku tercinta. Biarlah usia baru ini menjadi titik balik baru untuk amal yang lebih agung, kesabaran yang lebih dalam, dan cinta kepada Allah yang lebih membara. Kami berharap setiap langkahmu kedepan dipenuhi dengan kemudahan, setiap kesulitan diubah menjadi pahala, dan setiap doa yang kau panjatkan dijawab dengan segera oleh Yang Maha Mengabulkan.

Terima kasih yang tak terhingga atas setiap pelajaran, setiap tetes keringat, setiap pengorbanan yang tak pernah kau ungkit, dan setiap doa yang diam-diam kau panjatkan untuk kami. Kami mencintaimu karena Allah, dan kami memohon agar cinta ini terus terjalin erat, tidak hanya di dunia yang fana ini, tetapi juga di akhirat yang abadi.

Engkau adalah hadiah terindah dari orang tua kami, sebuah anugerah yang kami jaga dengan penuh kehormatan. Tetaplah menjadi pelita yang tak pernah padam, sumber inspirasi yang tak pernah kering, dan pilar keluarga yang kokoh tak tergoyahkan.

Barakallah Fii Umrik Kakak Ku! Semoga Allah memberkahi usiamu, amalmu, keluargamu, dan seluruh langkah hidupmu.

Ekstensi Refleksi Kualitas: Kedalaman Karakter yang Menginspirasi

Untuk benar-benar menghargai sosokmu, kami perlu memperpanjang refleksi ini jauh melampaui peran fungsionalmu. Kami perlu membahas kedalaman karakter yang telah kami saksikan bertahun-tahun. Salah satu kualitas terbesarmu adalah kehati-hatian (wara’) dalam mengambil keputusan. Engkau selalu memastikan bahwa tindakanmu tidak melanggar syariat, bahkan dalam urusan muamalah yang terlihat sepele. Kehati-hatian ini adalah cerminan dari ketakwaan yang terinternalisasi, bukan sekadar tampilan luar.

Kemudian, ada kualitas Ketenangan (Sakinah). Dalam situasi krisis yang membuat kami panik, engkau selalu menjadi jangkar yang tenang. Ketenangan ini bukan pasif, melainkan proaktif. Engkau mengendalikan emosi dengan dzikir, menenangkan pikiran dengan tawakkal, dan menghadapi masalah dengan perhitungan matang. Kau mengajarkan kami bahwa respon terhadap kesulitan jauh lebih penting daripada kesulitan itu sendiri. Jika kami melihat ke belakang, banyak sekali momen di mana ketenanganmu telah menyelamatkan kami dari keputusan yang impulsif dan merugikan.

Kualitas ketiga adalah Murah Hati (Karim). Kemurahan hatimu tidak terbatas pada materi. Engkau murah hati dalam memberi waktu, memberi energi, memberi nasihat, dan yang paling penting, memberi maaf. Engkau cepat melupakan kesalahan kecil kami, namun selalu mengingat dan menghargai upaya baik kami. Sifat Karim ini, yang merupakan salah satu sifat yang dicintai Allah, telah menjadikanmu magnet bagi kebaikan di sekitarmu.

Kami juga harus menyebut tentang Tanggung Jawab Jangka Panjang. Banyak orang mampu memikul tanggung jawab sesaat, namun engkau telah menunjukkan kemampuan untuk memikul tanggung jawab keluarga lintas generasi. Ini adalah beban yang berat, seringkali tak terlihat oleh mata luar, namun kau jalankan dengan senyum dan doa. Tanggung jawab ini melibatkan perencanaan masa depan kami, memastikan pendidikan, dan menjembatani hubungan antar anggota keluarga yang tersebar di berbagai kota atau negara. Kau memastikan tali kekeluargaan tidak pernah putus, menjahitnya kembali setiap kali mulai menipis.

Refleksi ini harus menjadi pengingat bahwa usia adalah angka, tetapi karakter adalah warisan. Dan warisan karakter yang kau tinggalkan bagi kami jauh lebih berharga daripada semua harta dunia. Kami berdoa agar setiap langkah, setiap nafas, setiap detak jantungmu, terus menjadi penanda amal saleh yang tak terputus, mengalirkan pahala yang berlipat ganda hingga hari perhitungan tiba.

Eksplorasi Harapan Masa Depan dan Penuaan yang Mulia

Saat usia terus bertambah, kami mendoakan agar engkau dianugerahi penuaan yang mulia (Husnul Khatimah). Penuaan yang bukan hanya diisi dengan kedamaian fisik, tetapi juga peningkatan spiritual. Harapan kami adalah melihatmu semakin mendalam dalam ketaatan, semakin akrab dengan Al-Qur'an, dan semakin menikmati manisnya ibadah. Semoga usia senjamu, kelak, menjadi periode paling produktif dalam hal persiapan akhirat.

Kami berharap Engkau akan terus menjadi Mujahid Kebenaran di lingkunganmu, menjadi suara hikmah yang didengar oleh generasi muda, dan menjadi contoh nyata bagaimana seseorang dapat menua dengan anggun, memegang teguh prinsip, dan tetap relevan dalam menyebarkan kebaikan. Kami berdoa agar Allah menjauhkanmu dari penyakit pikun, menjaga ingatan dan akal sehatmu agar dapat terus berdzikir dan menafakuri ciptaan-Nya hingga akhir hayat.

Akhir kata dalam untaian panjang ini, kakak ku, ketahuilah bahwa doaku untukmu adalah doa yang tak berbatas waktu dan ruang. Ia dipanjatkan setiap saat, bukan hanya pada hari ulang tahunmu. Semoga semua kebaikan yang telah kau taburkan selama hidup ini dibalas dengan surga Firdaus, dan semoga Allah menjadikanmu pemimpin bagi kami semua menuju pintu kebahagiaan abadi. Aamiin Ya Rabbal Alamin.

🏠 Homepage