Ilustrasi: Perbandingan sel darah merah normal (bulat) dengan sel darah merah berbentuk sabit.
Anemia sel sabit, juga dikenal sebagai sickle cell disease (SCD), adalah kelainan darah genetik yang memengaruhi bagaimana sel darah merah mengangkut oksigen ke seluruh tubuh. Kondisi ini tidak disebabkan oleh faktor lingkungan, infeksi, atau gaya hidup, melainkan berakar pada kelainan genetik yang diturunkan dari orang tua. Jadi, pertanyaan mendasar adalah: anemia sel sabit terjadi karena apa?
Inti dari anemia sel sabit terjadi karena adanya mutasi spesifik pada gen yang dikenal sebagai gen beta-globin (HBB). Gen ini bertanggung jawab untuk memproduksi bagian dari hemoglobin, protein kompleks yang terdapat di dalam sel darah merah dan berfungsi untuk mengikat serta mengangkut oksigen dari paru-paru ke seluruh jaringan tubuh. Hemoglobin normal tersusun dari empat subunit: dua subunit alfa-globin dan dua subunit beta-globin.
Pada individu yang menderita anemia sel sabit, terjadi mutasi titik (point mutation) pada gen HBB. Mutasi ini adalah perubahan kecil pada kode genetik, di mana satu basa nitrogen tunggal diganti dengan basa nitrogen lain. Lebih spesifik lagi, terjadi substitusi basa adenin (A) dengan timin (T) pada posisi keenam dari segmen DNA yang mengkodekan asam amino keenam dari protein beta-globin. Perubahan ini menyebabkan asam amino glutamat, yang bersifat asam dan larut dalam air, digantikan oleh asam amino valin, yang bersifat netral dan kurang larut dalam air.
Penggantian satu asam amino ini, meskipun terlihat kecil, memiliki dampak yang sangat besar. Asam amino valin yang baru terbentuk menciptakan "sisi lengket" pada molekul hemoglobin. Ketika kadar oksigen dalam darah menurun, hemoglobin yang memiliki mutasi ini (disebut Hemoglobin S atau HbS) cenderung menyatu dan membentuk batang-batang panjang di dalam sel darah merah. Proses polimerisasi ini mengubah bentuk sel darah merah yang seharusnya bulat dan lentur menjadi kaku dan berbentuk seperti bulan sabit atau alat pertanian yang disebut sabit.
Sel darah merah yang berbentuk sabit memiliki beberapa karakteristik yang berbeda dan merugikan dibandingkan sel darah merah normal:
Anemia sel sabit terjadi karena seseorang mewarisi dua salinan gen HBB yang bermutasi, satu dari masing-masing orang tua. Ini adalah pola pewarisan autosom resesif.
Oleh karena itu, memahami bahwa anemia sel sabit terjadi karena mutasi genetik yang diturunkan adalah kunci untuk mengetahui asal-usul penyakit ini dan implikasinya terhadap kesehatan individu yang terdampak.