Memasuki usia kehamilan 39 minggu adalah momen yang sangat dinantikan. Tubuh ibu sedang bersiap untuk menyambut kelahiran buah hati. Namun, terkadang ada kekhawatiran yang muncul, salah satunya adalah mengenai jumlah air ketuban. Air ketuban yang sedikit saat hamil 39 minggu bisa menjadi tanda yang perlu diperhatikan secara serius oleh calon ibu dan tenaga medis.
Sebelum membahas lebih jauh mengenai air ketuban yang sedikit, penting untuk memahami fungsi vital air ketuban selama kehamilan. Air ketuban, atau cairan amnion, adalah cairan yang mengelilingi janin di dalam kantung ketuban. Cairan ini memiliki peran yang sangat krusial, antara lain:
Kekurangan air ketuban, atau oligohidramnion, adalah kondisi di mana jumlah cairan ketuban lebih sedikit dari yang seharusnya. Pada trimester ketiga, terutama mendekati akhir kehamilan seperti di minggu ke-39, volume air ketuban umumnya berada di kisaran 500-1000 ml. Jika volume ini menurun signifikan, dokter atau bidan akan mendeteksinya.
Mengukur volume air ketuban biasanya dilakukan melalui ultrasonografi (USG). Dokter akan melihat indeks cairan ketuban (AFI - Amniotic Fluid Index). Nilai AFI normal pada trimester akhir umumnya berkisar antara 5-25 cm. Jika AFI kurang dari 5 cm, kondisi ini dikategorikan sebagai oligohidramnion.
Beberapa faktor dapat menyebabkan penurunan jumlah air ketuban, terutama menjelang akhir kehamilan. Penting untuk diingat bahwa penyebabnya bisa beragam dan seringkali memerlukan pemeriksaan mendalam oleh tenaga medis.
Meskipun jarang terjadi sebelum persalinan aktif, terkadang selaput ketuban bisa robek sebagian, menyebabkan air ketuban merembes keluar. Ini bisa terasa seperti keluarnya cairan bening atau kehijauan dalam jumlah kecil secara terus-menerus.
Plasenta yang tidak berfungsi optimal, seperti plasenta tua atau mengalami solusio plasenta (pelepasan plasenta dari dinding rahim), dapat mengurangi suplai darah ke janin. Hal ini bisa berdampak pada produksi urine janin dan akhirnya mengurangi volume air ketuban.
Meskipun 39 minggu belum tergolong lewat waktu, pada beberapa kasus, kehamilan yang terus berlanjut melewati tanggal perkiraan lahir dapat menyebabkan penurunan volume air ketuban.
Dehidrasi berat pada ibu hamil dapat memengaruhi volume cairan tubuh secara keseluruhan, termasuk produksi air ketuban. Namun, ini biasanya merupakan faktor minor jika dibandingkan penyebab lainnya.
Gaya hidup yang tidak sehat seperti merokok atau mengonsumsi obat-obatan terlarang dapat memengaruhi kesehatan plasenta dan janin, serta berpotensi menurunkan jumlah air ketuban.
Jumlah air ketuban yang tidak mencukupi di akhir kehamilan dapat menimbulkan risiko bagi janin. Beberapa dampak yang mungkin terjadi antara lain:
Jika Anda hamil 39 minggu dan didiagnosis mengalami air ketuban sedikit, jangan panik. Segera diskusikan dengan dokter atau bidan Anda. Mereka akan melakukan evaluasi menyeluruh untuk mengetahui penyebabnya dan menentukan langkah penanganan terbaik.
Beberapa tindakan yang mungkin direkomendasikan oleh dokter antara lain:
Kehamilan adalah perjalanan yang penuh dengan perubahan dan terkadang kekhawatiran. Mendekati akhir kehamilan, komunikasi terbuka dengan tenaga medis adalah kunci. Dengan pemantauan dan penanganan yang tepat, air ketuban yang sedikit saat hamil 39 minggu umumnya dapat dikelola dengan baik demi keselamatan ibu dan bayi.