Kehamilan adalah momen yang penuh keajaiban, namun juga membawa berbagai potensi risiko kesehatan yang harus diwaspadai. Salah satu kondisi langka namun sangat serius yang dapat terjadi adalah air ketuban masuk ke dalam aliran darah ibu, dikenal sebagai emboli cairan ketuban (amniotic fluid embolism/AFE). Kondisi ini adalah keadaan darurat medis yang mengancam jiwa, memerlukan penanganan segera dan agresif. Memahami apa itu AFE, gejala, serta faktor risikonya sangat penting bagi setiap calon ibu dan keluarganya.
Emboli cairan ketuban terjadi ketika cairan ketuban, yang biasanya melindungi janin di dalam rahim, masuk ke dalam sirkulasi darah ibu. Cairan ketuban ini dapat mengandung sel-sel janin, lanugo (rambut halus janin), vernix caseosa (lapisan pelindung kulit janin), dan mekonium (feses pertama janin), serta zat-zat lain yang dapat memicu respons imun dan peradangan parah pada ibu.
Masuknya materi asing ini ke dalam sistem peredaran darah ibu dapat menyebabkan reaksi anafilaktoid yang hebat. Hal ini memicu pelepasan mediator inflamasi yang mendadak, menyebabkan penyempitan pembuluh darah paru-paru (vasokonstriksi), penurunan tekanan darah drastis (hipotensi), gangguan fungsi jantung, dan seringkali diikuti oleh koagulopati (gangguan pembekuan darah) yang parah, seperti disseminated intravascular coagulation (DIC).
Meskipun AFE bisa terjadi tanpa faktor risiko yang jelas, beberapa kondisi meningkatkan kemungkinan terjadinya emboli cairan ketuban. Faktor-faktor ini meliputi:
Gejala AFE seringkali muncul secara mendadak dan sangat parah, biasanya terjadi selama persalinan, segera setelah melahirkan, atau bahkan dalam beberapa jam pasca-melahirkan. Gejala utama yang perlu diwaspadai meliputi:
Kondisi ini bisa berkembang sangat cepat, dari gejala awal hingga kegagalan organ multipel dalam hitungan menit.
Diagnosis AFE seringkali didasarkan pada gambaran klinis yang khas dan penolakan terhadap penyebab lain dari syok dan kesulitan bernapas. Tidak ada tes tunggal yang dapat memastikan diagnosis AFE secara definitif. Penanganan AFE adalah respons darurat multidisiplin yang berfokus pada stabilisasi ibu dan dukungan fungsi vital.
Langkah-langkah penanganan meliputi:
Emboli cairan ketuban adalah kondisi yang sangat berbahaya dengan tingkat kematian yang tinggi, bisa mencapai 40-60% atau bahkan lebih. Bagi ibu yang selamat, dampaknya bisa bervariasi, mulai dari pemulihan penuh hingga sekuele neurologis permanen akibat hipoksia (kekurangan oksigen) selama episode tersebut, seperti kerusakan otak atau gangguan kognitif.
Bagi janin, risiko AFE juga signifikan, termasuk kematian janin, prematuritas, atau cedera otak akibat kekurangan oksigen. Jika ibu meninggal, janin mungkin juga tidak terselamatkan.
Meskipun AFE adalah kejadian yang sangat jarang, kesadaran akan gejalanya dan kesiapan tenaga medis untuk merespons keadaan darurat ini sangat krusial. Tim medis di fasilitas persalinan harus dilatih untuk mengenali tanda-tanda awal dan bertindak cepat. Bagi ibu hamil, penting untuk berkomunikasi secara terbuka dengan dokter mengenai riwayat kesehatan dan keluhan yang dirasakan, agar setiap potensi risiko dapat dikelola dengan baik.