Air Ketuban Kering: Bahaya dan Pertolongan untuk Ibu Hamil

Ilustrasi Peringatan

Kehamilan adalah momen yang penuh kebahagiaan sekaligus kekhawatiran bagi calon ibu. Berbagai perubahan fisik dan hormonal terjadi, dan menjaga kesehatan ibu serta janin menjadi prioritas utama. Salah satu aspek penting yang sering menjadi perhatian adalah cairan ketuban. Cairan ketuban, yang berada di dalam kantung ketuban, memiliki peran vital dalam melindungi dan mendukung tumbuh kembang janin selama di dalam kandungan.

Apa Itu Air Ketuban dan Fungsinya?

Air ketuban, atau cairan amnion, adalah cairan bening kekuningan yang mengisi kantung ketuban di sekitar janin. Cairan ini mulai terbentuk sejak minggu kedua kehamilan dan terus bertambah volumenya hingga mendekati persalinan. Fungsinya sangat krusial, antara lain:

Air Ketuban Kering: Bahayakah?

Istilah "air ketuban kering" merujuk pada kondisi ketika volume air ketuban berkurang secara signifikan di bawah normal. Kondisi ini dikenal secara medis sebagai oligohidramnion. Jawabannya adalah, ya, air ketuban kering sangat bahaya bagi janin dan ibu.

Berkurangnya volume air ketuban dapat mengindikasikan adanya masalah mendasar, baik pada ibu maupun pada janin. Dampak negatif oligohidramnion bisa sangat serius, meliputi:

Penyebab Air Ketuban Kering

Ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan oligohidramnion:

Bagaimana Mencegah dan Menangani?

Langkah pencegahan terbaik adalah dengan menjaga kesehatan selama kehamilan secara keseluruhan. Ini meliputi:

Jika dokter mendiagnosis oligohidramnion, penanganannya akan bergantung pada penyebab dan usia kehamilan:

Setiap calon ibu perlu waspada terhadap perubahan pada tubuhnya. Jika Anda merasakan ada yang tidak biasa, seperti sedikitnya gerakan janin atau adanya cairan yang keluar dari vagina (meskipun sedikit), segera konsultasikan dengan tenaga medis profesional. Air ketuban yang cukup adalah indikator penting kesehatan janin, dan setiap penyimpangan harus ditangani dengan serius.

🏠 Homepage